Ketika sekumpulan anak sekolah
lainnya sedang berkumpul di parkiran dengan motor modifikasinya, ditemani cewek
yang cantik, modis, dan banyak diantaranya adalah anggota dari kelompok
cheerleader di sekolahnya. Lalu ada seorang anak yang berjalan sedikit tergesa-gesa
dengan kepala yang selalu menunduk. Sempat sih curi-curi pandang ke arah
parkiran itu, ngeliat cewek-cewek cheers yang cantik-cantik. Tapi segera
pikirannya kembali terfokus dengan acara musik di radio kesayangannya. Maka
dengan langkah yang agak sedikit tergesa-gesa ia mempercepat langkahnya.
Seperti itu lah saya
menggambarkan diri saya. Sedikit terasingkan, nerd, cupu, atau apalah itu orang
menyebutnya Tapi saya cukup nyaman dengan keadaan seperti itu, karena saya
punya banyak imajinasi dan melodi yang selalu menyesaki kepala setiap harinya. Dan
satu lagi saya punya teman baik sebuah radio yang selalu menemani dan
menginspirasi.
Radio menjadi satu-satunya alasan kenapa saya selalu selalu terburu-buru untuk pulang cepat, karena setiap lagu yang diputar di radio bisa mewakili perasaan senang, sedih, kesal, atau apapun. Dan biasanya bisa seharian di kamar kalo udah kaya gitu. Musik menjadi bagian paling saya sukai melebihi apapun termasuk sekolah. Sampai saya pernah bolos sebulan lebih gara-gara belajar maen gitar di rumah sodara sepupu saya. Terlahir sebagai anak dari pegawai negeri biasa, saya dibiasakan untuk tidak boleh punya keinginan yang macem-macem. Satu-satunya barang yang menurut saya cukup mahal adalah sebuah gitar yang di beliin papa sebagai bentuk sogokan agar saya mau sekolah. Dan ya begitulah saya melewati hari-hari saya. Dengan sebuah radio, gitar, dan musik. Tidak dengan motor modifikasi, cewek cheers, ataupun hal hebat lainnya. Tapi ya ga apa-apa. Ini tentang saya, musik, dan radio tentunya
Thank you radio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar