Kamis, 11 April 2024

LEBARAN 1445 H/2024

Katanya, menulis adalah pekerjaan untuk membekukan waktu. Katanya lagi, jangan pernah membuat sakit hati penulis karena hal itu akan abadi dalam tulisannya. Kalau perasaan sakit bisa menjadi abadi dalam sebuah tulisan, maka sebaliknya, perasaan senang juga bisa menjadi abadi dalam sebuah tulisan. Lebaran menjadi satu momen di mana hal tersebut selalu ingin saya abadikan dalam tulisan saya. 10 atau 20 tahun kemudian ketika membacanya kembali, maka waktu akan berhenti atau kembali ke masa-masa momen istimewa ini berlangsung. Dan ya, lebaran akan selalu istimewa dengan semua ceritanya. Tak terkecuali lebaran tahun ini.

Lebaran atau Idul Fitri 1445 Hijriah ini menjadi momen saya dan anak pertama saya, Ammar lumayan intens untuk ibadah bareng, dari mulai shalat tarawih pas bulan Ramadhan, sampai shalat ied pada hari lebaran tiba. Ammar mungkin belum mengerti betapa istimewanya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, namun semoga kebersamaan yang saya bangun bareng dia bisa membekas di ingatannya, hingga setiap kali dia ingat bulan suci Ramadhan dan Lebaran dia akan mengingat papa-nya.


Minggu, 07 April 2024

RECAP KEGIATAN BULAN MARET 2024

Sebelum beranjak pada tulisan tentang lebaran (seperti yang  biasa saya tulis setiap tahunnya), agaknya bagus juga buat saya menulis rangkuman kegiatan setiap bulannya. Membiasakan untuk kembali menulis secara rutin lagi menjadi penting untuk saya, karena katanya ketika hendak menulis maka menulislah dengan tulisan yang jelek, karena tulisan bagus hanya bonus dari seringnya kita menulis. Karena itu, meski telat sekitar satu minggu, saya mau menulis tentang kegiatan saya selama bulan Maret lalu.

Masuk bulan Maret yang  juga bulan Ramadhan ini kegiatan ngantor terbilang tidak padat seperti biasanya, bahkan podcast pun yang biasanya sebulan 3 – 4 kali jadi tidak ada pada bulan ini. Lumayan gabut di kantor, sampai suatu ketika saya dikasih kerjaan buat ngedit video. Pertama kali saya diminta jadi editor video ketika teman saya Sugi mulai sibuk mengerjakan orderan desain produksi di kantor, dan karena kewalahan, Sugi yang semula bertugas jadi editor video kemudian meminta saya untuk membantu mengedit video podcast ITB Press Show. Ternyata ketika saya menjalani ‘profesi baru’ sebagai editor, surprisingly saya menikmatinya.

Dari mulai ngedit video podcast, sampai kemudian beranjak pada video-video liputan dan video konten untuk instagram ITB Press. Dari Adobe Premiere sampai Capcut saya jajal untuk sedikit ngulik soal editing video. Hasilnya masih sangat jauh dari bagus tentunya, tapi yang ingin saya tulis disini adalah tentang sebuah proses yang saya nikmati, seperti halnya dulu saya belajar nulis atau belajar main musik. Menulis dan bermusik menjadi dua hal yang saya sangat suka, dan mungkin sekarang bertambah satu, ngedit video.

Rabu, 20 Maret 2024

PANJI SAKTI - TANPA AKU

Demi jiwaku yang ada dalam genggaman-Mu

Bawa aku menuju jalan-jalan ke arah-Mu

Demi kekeringan yang melanda kampung halamanku

Beri aku benih yang tumbuh di jari manis-Mu

KECINTAAN BUNG HATTA TERHADAP BUKU

Menyelami kutipan terkenal dari Bung Hatta yang berbunyi "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas." Hal itu berhubungan erat dengan kecintaan beliau terhadap buku. Bagi Wakil Presiden pertama Indonesia ini buku ibarat harta karun yang tak ternilai harganya. Kecintaannya terhadap buku menunjukan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan, dan sungguh ia tunjukan denga sikap nyata.

Bung Hatta pertama kali menyukai buku sejak usia muda, sekitar usia 17 tahun di mana beliau mulai mengkoleksi buku. Koleksi tersbut makin bertambah banyak ketika Bung Hatta kuliah di Belanda, hingga pada saat pulang jumlahnya mencapai 16 peti. Uniknya lagi, dengan koleksi buku sebanyak itu Bung Hatta kerap membawanya kemanapun ia pergi, mulai dari pengasingan di Boven Digul, Banda Neira, hingga Bangka dan kembali ke ibukota.