Sabtu, 03 November 2012

KETIKA NANTI KAU SEMBUH

Belum, tapi akan. Dengan senyum mungkin cukup bagiku tau jika suatu hari nanti kau pasti sembuh. Kepekaanmu terhadap kemelut memang mengharu biru. Tapi biru seperti itu bukanlah jawaban akan ketakutan yang rapuh dan meronta meminta apa yang terlintas itu yang dihempas oleh bias.

Laut adalah contoh biru yang tenang dan berombak. Tapi ombak membuat nelayan yang mencari ikan tenggelam dan karam, sementara anaknya menangis meminta makan. Laut yang tenang membantu nelayan mencari ikan. Nelayan senang mendapat ikan, anaknya senang mendapat makan. Ikan dijual, mendapat uang, uang berlebih sedikit, maka bolehlah untuk dibelikan mainan untuk anaknya agar dia senang.

Kamu adalah laut itu, ketika kamu tenang, nelayan itu senang, semua senang. Ketika kamu berombak, kamu mengoyak, menerkam, menjatuhkan, membunuh harapan semua yang berlayar kepadamu. Aku berlayar kepadamu, kepada laut yang aku harapkan tenang. Biru, riuh rendah dengan suara air menenangkan. Ikan berenang senang kepadamu, matahari tenggelam bersembunyi dibalikmu pamit sebentar untuk malam, semua berenang dengan tenang kepadamu tanpa takut sewaktu waktu ombak itu datang. Kamu senang karena semua senang. Kamu senyum, karena semua senyum. Di hari itu aku tau saat itu kamu sudah sembuh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar