Madam Theresa pernah berujar jika kita tidak bisa melakukan hal yang besar, karena yang bisa kita lakukan adalah melakukan hal kecil dengan cinta yang besar. Menganalogikan kutipan madam Theresa tersebut kedalam sebuah lagu dan padu padan lirik dalam sebuah sajian musik yang dibuat, dan menjadi menarik. Menarik karena ternyata dengan hal kecil yang kadang luput dari perhatian ini bisa bermakna besar pada sebuah lagu. Hal kecil dengan lirik lagu dari Pure Saturday seperti ini misalnya, “tiada lagi yang kuinginkan lebih dari yang kau berikan”, pada sebuah lagu mereka yang berjudul Elora. Mengartikan lirik sederhana tersebut kedalam sebuah pemahaman arti ikhlas, yang justru dengan itulah sesungguhnya ketenangan itu ada, ketika tidak terbebani sebuah ekspektasi berlebih atau pretensi apapun untuk sebuah kehidupan yang palsu. Maknanya jadi bisa diartikan dari sudut pandang seorang hamba kepada Tuhannya, ataupun sundut pandang seseorang tentang hidup yang sebenarnya akan baik-baik saja ketika dia membiarkan siklus berputar sebagaimana mestinya.
Dari sudut pandang siapapun sebenarnya hal kecil itu bisa disajikan begitu manis dengan cara dia membuat sebuah karya, yang dalam hal ini diartikan kedalam bentuk sebuah lagu. Bisa bercerita tentang seseorang yang dia lihat dalam bus, bisa bercerita tentang sore, hujan, obrolan, atau apapun yang ketika dibuat dan dinyanyikan menjadi terdengar manis, karena terlahir dari sebuah kejujuran akan hal kecil yang dilihatnya. Jika hal kecil itu terlihat kecil, maka hal kecil itu nyatanya tidak sekecil itu. Seperti halnya ketika memandang dunia dengan mata, maka mata akan buta karenanya.
Memangnya apa yang membuat lagu ‘Balonku’ begitu terngiang dari mulai dikenalkannya lagu itu di masa taman kanak-kanak sampai kita tumbuh dewasa. Lagu yang mudah dinyanyikan dengan nada yang riang dan ringan, namun dengan kedalaman makna yang besar, yang bahkan bisa menguatkan. Lagu ‘Balonku’ mengajarkan kita untuk menjaga apa yang kita punya dan tidak menangisi apa yang sudah pergi, dengan penegasan lirik “balonku tinggal empat kupegang erat-erat”. Lagu yang pada akhirnya membuat kita tersadar jika semua yang dimiliki akan pergi dan menghilang. Seperti kata Ben Harper ketika dia berujar “when you have everything, you have everything to lose”.
Dari bermain musiknya itu sendiri, hal kecil ini bisa dimaknai dengan mengartikan kata ‘bermain’ musik dalam artian sebenarnya bermain, tanpa harus menjadi menjual. Bukan untuk menjadikan ini menjadi sebuah polemik tentang bagaimana seharusnya bermain musik atau menjual musik, tapi lebih kepada mengembalikan kata bermain dengan menggaris bawahi kata ‘main’ didalamnya. Bermain musik itu bisa menyenangkan sebelum pada akhirnya terbebani musik itu harus menjual, dan namanya harus muncul ke permukaan agar terkenal. Padahal sebenarnya tidak ada yang mengharuskan main musik itu harus seperti apa. Tidak harus menjual, tidak harus terkenal. Karena semua itu adalah imbas dari apa yang dibuat. Jika memang musik yang dibuatnya bagus, maka dengan sendirinya lewat hukum sebab akibat namanya akan muncul ke permukaan sebagai imbas dari bentuk apresiasi orang yang menyukai musiknya.
Penerapan hal kecil pada sebuah lirik lagu, mengembalikan arti kata bermain musik dengan menggaris bawahi kata ‘main, sampai kepada hal kecil dari sisi sosial yang pada pengartiannya bisa sesederhana jika tidak bisa melakukan sesuatu untuk sekitar, minimal jangan melakukan hal yang merugikan sekitar. Nyatanya hidup memang tidak untuk suatu hal yang rumit seperti dalam serial drama televisi yang mengumbar haru disetiap durasinya. Kita adalah tergantung apa yang kita pikirkan, mau dibuat simple atau rumit adalah pilihan.
Kembali pada sebuah karya dan bagaimana ketika karya itu disajikan. Karya yang baik adalah karya yang jujur dan terlahir dari sebuah pengalaman dan perasaan yang dialami. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta bisa bercerita rasanya jatuh cinta? Kalaupun bisa, maka akan terdengar palsu dan tidak mempunyai kedalaman makna dari apa yang dia buat. Karena apa yang dia buat mungkin masih sebatas katanya, yang tidak dia alami secara langsung. Itu bisa dirasakan dan terlihat jelas tentang orang yang jujur dalam berkarya atau tidak. Biasanya karya yang jujur akan bertahan lama dan dikenang orang, sebaliknya yang tidak jujur akan mudah dicerna dan dilupakan, walaupun mungkin bisa sama-sama menghibur.
Membiarkan tulisan ini berlangsung dengan sebuah lagu yang mengalun disela-sela waktu istirahat sore hari yang santai. Hal kecil seperti duduk-duduk mendengarkan musik atau membaca buku menjadi sesuatu yang berharga ditengah kesibukan yang lumayan padat selama seminggu. Hal kecil yang berharga ketika waktu berjalan begitu cepat dan hidup terlalu singkat untuk membiarkan orang lain menentukan apa yang membuat kita bahagia.
Dimuat juga di kanaltigapuluh.info baca disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar