Nulis karena pengen nulis buat sekedar bercerita di blog, menjadi hal yang sulit saya lakukan belakangan ini. Karena sudah ditasbihkan jadi sebuah profesi, akhirnya alasan saya nulis belakangan ini lebih karena ingin dapat uang. Celakanya menulis jadi sedikit tidak menyenangkan buat saya, karena seringnya tuntutan kejar deadline buat nulis tiap hari di kantor.
Karena alasan itulah saya pengen balikin mood nulis saya kaya waktu dulu, yakni nulis karena pengen bercerita saja di blog. Belakangan ini saking malasnya saya nulis, blog isinya jadi cuma foto-foto doang. Padahal selama bulan Agustus ini cukup banyak hal menyenangkan yang bisa saya tulis di blog. Dari mulai saya ikut pameran gambar untuk pertama kalinya, ngebentuk band baru yang super absurd bernama Ditakdirkan, sampai beberapa gigs saya datangi, yang beberapa diantaranya cukup berkesan. Salah satunya gigs yang kemarin saya datangi bernama Focal Point "Tamanku Temanku".
Premis gigs ini sederhana, nonton band sambil piknik. Jadi ceritanya lapangan di Bumi Sangkuriang dibuat sedemikian rupa jadi arena piknik, lengkap dengan keranjang makanan dan alas yang khas buat piknik berwarna merah kotak-kotak, juga ornamen balon pink yang sebenernya agak ganggu sih. Tapi lepas dari balon berwarna pink yang (ehm) agak ganggu tadi, gelaran bertajuk "Tamanku Temanku" ini cukup rapih (pake h). Tim panitianya lumayan solid, dan acara juga ga ngaret. Good point.
Selain itu yang jadi special mungkin karena saya jalan sama si pacar kali ya (tanpa mengecilkan kehadiran teman-teman yang juga datang dihari itu, seperti Adi dan Edi yang saya minta ngeliput buat slasher). Best part nya pas nyanyi bareng lagu-lagu Efek Rumah Kaca. Band yang tampil memukau sekaligus menghibur malam itu, ditingkahi ulah lucu Angan Senja, buah hati vocalis mereka Cholil, yang tidak bisa diam diatas panggung menyaksikan ayahnya menjadi provocator, yang bertanggung jawab penuh akan perasaan yang terbawa hanyut lewat lagu-lagu Efek Rumah Kaca yang dia nyanyikan.
Hari yang menyenangkan untuk menutup bulan Agustus yang tidak tandus.
Photo : Maulana Adi Priatna
Ps : Liputan lengkapnya bisa baca disini, ditulis oleh Edi, dan difoto oleh Adi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar