Sabtu, 18 September 2010

Indie? Apa Itu Indie?

Musik indie? Apa itu indie?
Kependekan dari kata independent yang artinya mandiri.
Menurut kamus bahasa Indonesia yang saya baca mandiri berarti bisa melakukan segala sesuatu sendiri.
Lalu apa hubungannya dengan musik?

Musik adalah salah satu unsur seni pelengkap kebutuhan rasa dalam diri manusia, sebagai penyeimbang otak kiri dan kanan. Musik itu sendiri bersifat personal, karena ketika kita berbicara musik, maka kita akan berbicara soal selera, dan kembali pada kata ‘indie’ tadi, musik berarti bersifat independent, atau tidak bergantung pada orang lain. Karena tidak mungkin kita akan bertanya musik seperti apa yang ingin kita dengar. contoh : “maaf mas, saya suka musik apa ya?” karena yang akan menjawab musik seperti apa yang kita suka adalah pilihan dan perasaan kita sendiri. Jadi? musik itu bersifat ‘indie’/tidak bergantung pada orang lain.

Namun ada juga yang mengartikan ‘indie’ dari segi industri/pasar, karena pada perkembangannya musik menjadi sebuah produk untuk di jual. Maka lahirlah ‘industri musik’ dengan ditandai banyaknya perusahaan-perusahaan rekaman, dan media-media penunjang lainnya yang membantu memasarkan musik tersebut.

Ketika musik menjadi sebuah produk, maka kita akan berbicara soal pasar dan konsumen (pembeli), dan seperti hal yang lumrah pada umumnya jika segala sesuatu itu selalu ada baik dan buruk dalam tiap penerapannya. Baiknya mungkin ketika musik mulai di apresiasi oleh banyak orang, yang membuat para pelakunya (musisi) tidak lagi beranggapan jika menjadi musisi adalah pekerjaan yang ‘ga jelas’, karena dengan bantuan industri dan media penunjang lainnya, para musisi itu bisa mendapatkan pemasukan berupa materi yang tidak sedikit. Tapi buruknya adalah ketika selera pasar itu mengarah pada pola keseragaman yang membuat industri menekan para musisinya untuk bisa bekerja sesuai dengan apa yang selera pasar inginkan.

Ditambah lagi dengan satu kenyataan pahit kalau negara yang kita cintai ini adalah negara yang keadaan ekonominya belum stabil, dan berakibat kurang baik karena para musisinya ada dalam satu doktrin, bagaimana caranya lagu mereka bisa terjual laris di pasaran, yang membuat mereka bermusik untuk uang dan selera pasar. Hingga pada akhirnya mereka lupa dengan musik itu sendiri, karena mereka tidak mengikut sertakan unsur seni dan ‘passion’ mereka dalam bermusik. Tapi untuk beberapa musisi yang sadar betul tentang pentingnya bermain musik dengan hati, dengan ‘passion’, dan tentunya dengan unsur seni, maka lahirlah revolusi D.I.Y (do it yourself), yang merupakan sebuah pergerakan tentang kejenuhan para pelaku musik dengan semua pola yang sama pada industri.

Pergerakan semacam ini tidak jelas kapan dimulai nya, dan mungkin berbarengan dengan lahirnya industri mainstream (atau sebutlah industri arus utama). Lalu D.I.Y. itu sendiri lebih mengarah pada artian mandiri/indie dari segi pemasaran. Karena untuk mempublikasikan musik yang mereka buat, mereka tidak bergantung pada industri mainstream, ketika dengan caranya sendiri mereka memproduksi album mereka. Walaupun dengan segala keterbatasan, mereka bisa menutupinya dengan kreatifitas yang tinggi, seperti misalnya mereka membuat merchandise dengan nama band mereka sendiri, ataupun dengan semacam event komunitas tertentu yang melahirkan banyak pemikiran dan pergerakan untuk bisa memajukan scene mereka. Meskipun di ‘bawah tanah’ mereka terus melakukan revoulusi untuk mengembalikan musik pada arti sebenarnya. Itulah yang disebut ‘INDIE’. Sebuah sikap pintar menyikapi tafsir salah tentang musik yang hanya mengacu pada pasar dan pola keseragaman.

Pada perkembangannya scene indie tersebut menyebar disetiap kota di Indonesia. Uniknya ‘scene indie’ disetiap kota mempunyai semacam ciri yang berbeda dari kota lainnya. Seperti Jogja dengan karakter musik yang cenderung konfensional, sederhana namun punya nilai seni tinggi, yang mungkin itu sudah menjadi ciri dari para musisi Jogja. Bahkan mereka punya semacam jargon “sederhana dalam sikap, kaya dalam karya”.
Lalu Bandung dengan karakter musik yang beragam, karena pada dasarnya diakui atau tidak Bandung merupakan barometer musik di Indonesia, yang menjadikan kota ini kaya dengan segala macam musik yang beragam, dan masih banyak lagi kota lainnya dengan ciri musik yang berbeda.

Sampai pada akhirnya untuk semua yang telah dilewati, untuk semua perjuangan semacam ini, terima kasih untuk para musisi yang mendedikasikan hidupnya untuk semua pergerakan mandiri semacam ini. Terima kasih juga telah membuat musik dari hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar