Senin, 21 Oktober 2013

THEORY OF DISCOUSTIC MEMBAWA FOLK LEBIH DARI SEKEDAR FOLK

Bermusik dan bercerita. Persamaan musik dan bercerita adalah keduanya disatukan oleh folk. Dimana folk itu sendiri adalah cerita yang dilantunkan melalui nada. Jadi ketika sebuah cerita itu ingin diutarakan, salah satunya lewat folk. Meskipun setiap genre musik juga sebenernya adalah pesan yang dilantunkan melalui nada. Entah itu jazz, blues, rock, pop, punk, dan segala macam jenis musik lainnya. Tapi menurut saya folk itu lebih personal, intens, dan hangat. Sama halnya ketika kita bercerita dengan teman dekat kita di kala sesi curhat paska putus cinta, atau dalam proses pendekatan dengan pujaan hati kita. Folk se-simple ketika kita bercerita yang diiringi gitar.

Tapi sebuah grup musik yang berasal dari makasar yang menamakan grupnya Theory of Discoustic, telah membawa folk ke level yang lebih dari sekedar bernyanyi yang diiringi gitar saja. Mereka membawakan folk dengan tipikal musik merdu nan sederhana dengan lirik berbahasa Indonesia yang baik dan bisa dikatakan syahdu. Ditambah unsur suara gitar pada beberapa lagunya yang terkesan dengan irama etnik, yang sedikit banyak membedakan mereka dengan musik folk pada umumnya. Salah satunya bisa didengar lewat lagu mereka yang berjudul “Bias Bukit Harapan”. Sebuah lagu yang didasarkan dari lagu daerah Bugis-Makassar “Indo’ Logo”, yang mereka padukan dengan intrepetasi mereka ke dalam lirik lagunya.

Theory of Discoustic sendiri mengklaim aliran musiknya dengan istilah acoustic ambience/folk, yang terbentuk di awal tahun 2010. Awal terbentuk beranggotakan Reza Enem, Dian Megawati, dan Nugraha Pramuyadi. Pada tahun 2012, Fadli FM bergabung untuk mengisi bass dan dibantu Anca pada Drum, serta Ade pada keyboard sebagai additional. Rilisannya sendiri dari tahun 2010 -2013, Theory Of Discoustic telah merilis 3 single (2011-2013) dan sebuah mini album bertajuk “Dialog Ujung Suar” yang akan dirilis secara free download dalam waktu dekat. Juga masuk dalam sebuah kompilasi bertajuk “Lasting Fun, Forever Young” (Indonesia Indiepop Scene Vol.2), bersama dengan band-band indie lainnya seperti Summer In Vienna, The Wellington, dan Talking Coasty, yang digagas oleh SEA INDIE. Sebuah media yang menaungi musisi-musisi se asia tenggara, yang berpusat di Thailand.

Dengan suara gitar akustik renyah, yang dibungkus dengan lantunan vokal yang bernyanyi dengan demikian manis, Theory of Discoustic adalah resep untuk sejenak melupakan kepadatan kota untuk kemudian hanyut dalam musik yang mereka sajikan.

(klik gambar untuk mendengarkan lagunya)

Dimuat juga di kanaltigapuluh.info baca disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar