Minggu, 02 November 2014

BERCERMIN KALA HUJAN

art intuition photo

Pulang Saja Diam Diam
27 September 2014 at 21:57

Mungkin baiknya tidur saja atau diam. Mungkin itu lebih baik dibanding mencari senang. Jika senang bisa diciptakan, kenapa kita masih harus mencarinya? Begitu kata suaminya Rosi. Tapi ini sudah terlanjur ada dan terjebak diantara lautan manusia. Aku tak bisa pulang atau menyuruh mereka pulang. Padahal hidup jauh lebih baik ketika terpejam.

KO.N.T.E.M.P.O.R.E.R
7 October 2014 at 21:38

Malam menjadi menyenangkan bukan karena bintang atau lampu malam. Tapi karena malam memperbolehkan aku tidur dan bermimpi. Hiburan paling memungkinkan setelah tahu perlu banyak uang untuk senang. Lebih tepatnya membuat orang lain senang. Susah karena aku tidak punya uang untuk membeli mimpi kalian. Curang. Untuk membuatku senang kalian cukup membiarkan aku tidur dan bermimpi, lalu doakan semoga mimpinya bagus. Mimpi seorang pecundang besar yang kewalahan dengan realita. Lalu kembali siang, mengharuskan aku bangun dan punya harapan.

Cinderela Dan Penikmat Malam
10 October 2014 at 01:11

Kok kamu bilang aku jelek?
Udah banyak yang bilang kamu cantik. Aku gamau kamu lupakan. Lagian ini sudah jam satu malam, eh jam satu pagi, eh? Pokoknya udah lewat tengah malam deh.

Sebelumnya
29 October 2014 at 07:01

Ada waktu lima menit sebelum menjadi orang palsu. Bahwasannya mata yang memandang pikiran yang menghardik semua opini cantik adalah baik, atau mungkin saja baik. Tapi tidak bagi yang mencintai sunyi. Namun apakah sunyi itu ada ketika pikiran selalu saja berbicara? Memasuki waktu menjadi orang lain, aku berhahahehe saja. Jangan bilang-bilang kalo aku atheis dan apatis ya. Nanti ibuku sedih.

Bosan
29 October 2014 at 14:49

Ayolah temukan aku. Aku telah banyak memberi tanda penunjuk jalan ke arah rumahku. Atau beri aku penunjuk jalan ke arah rumahmu, biar aku yang menemukanmu. Aku bosan menunggu giliran. Siang sebelum sore atau sore sebelum malam masih juga tak ada tanda kau mau datang. Atau ketika membuka pintu dan berjalan keluar selalu tak semudah itu. Alasan. Aku mengutuk diriku sendiri. Sialan. Aku mengumpat ke semua orang. Tidakah kau lihat elora yang kupandang adalah apa yang juga kau pandang. Kita ada di langit yang sama. Tidakah lagu yang kau nyanyikan adalah apa yang juga aku nyanyikan. Kita ada dalam irama yang sama. Waktuku tidak lama. Apa yang kau tunggu? Apa yang aku tunggu? Menunggumu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar