Minggu, 21 Mei 2023

KENAPA MEMBUAT BUKU NOVEL GALA & ELORA?

Ngomongin Pure Saturday, saya pikir satu kata yang bisa menggambarkannya adalah kata ‘interpretasi’. Saya berani menyimpulkan ini ketika saya ngobrol panjang bareng bassis PS, Ade ‘Muir’ Purnama. Mang Ade biasa saya memanggilnya bercerita jika proses pembuatan lirik lagu PS kebanyakan dari ‘tabungan lirik’ yang ditulis Mang Ade. Proses ‘menabung lirik’ tersebut kebanyakan merupakan bentuk respon beliau terhadap karya fotografinya. Beliau pernah cerita kalau selain bermusik Mang Ade juga menggemari fotografi. Terkadang iseng memotret tentang apapun objek yang menurutnya menarik, hingga kemudian membubuhkan kalimat di dalamnya, untuk melengkapi objek fotografi tersebut. Karena sering, maka tabungan lirik untuk bakal calon lagu Pure Saturday pun menjadi banyak, dan setiap kali rekan bandnya di Pure Saturday meminta lirik, Mang Ade tinggal mencocokan mana kira-kira tulisan yang pas untuk lagu PS. 

Salah satu tulisan tangan bakal calon lagu Pure Saturday yang ditulis Ade Muir

Dari hal tersebut kata interpretasi menjadi kata yang tepat bagi proses kreatif di Pure Saturday. Karena dari awalnya keisengan Mang Ade menginterpretasikan objek foto yang dia ambil menjadi sebuah susunan kata, hingga akhirnya berlanjut pada sebuah lirik/lagu yang dibuat di Pure Saturday. 

Hasil interpretasi pula lah yang kemudian membawa Rocket Rockers membawakan lagu "Enough" milik Pure Saturday dengan gaya pop punk ala mereka. Lalu ada Olla Zen yang menyanyikan lagu “Kosong” milik PS dengan caranya sendiri. Bahkan tak hanya Olla Zen, band Noah pun termasuk salah satunya yang membawakan lagu “Kosong” dengan interpretasinya sendiri, lengkap dengan kekhasan suara Ariel yang melenakan banyak kaum hawa. 

Proses kreatif yang diawali interpretasi ini nyatanya masih cukup erat dihubungkan dengan Pure Saturday. Hal ini terbukti ketika –salah satunya- Rami Satria, putra dari sang vokalis PS, Satria NB menginisiasi lahirnya album tribute untuk Pure Saturday berjudul 'Our Sincere Desire'. Sebuah album yang berisikan band-band muda menyanyikan/membawakan lagu-lagu Pure Saturday dengan musik ala mereka masing-masing. Dari mulai rock, surf rock, punk rock, ska, bahkan hip hop. Semua merupakan hasil interpretasi mereka masing-masing akan karya yang telah dibuat Pure Saturday. 

Berangkat dari semangat yang sama, novel ini lahir sebagai bentuk interpretasi saya akan lagu (khususnya lirik) yang dibuat Pure Saturday. Ada 13 lagu yang saya coba interpretasikan dalam sebuah cerita yang diwakili dua orang tokoh utama bernama Gala & Elora. 

Menggaris bawahi kata Gala & Elora yang akhirnya menjadi judul buku novel ini pun bukan tanpa alasan. Khususnya untuk Elora, rasanya tidak banyak band yang berhasil menciptakan sebuah nama yang kuat dalam sebuah lagu mereka, yang bahkan imbasnya bisa dirasakan cukup kuat juga. Terbukti banyak juga para penikmat karya Pure Saturday menamakan anak mereka Elora. Termasuk saya yang kemudian memasukan judul “Elora” sebagai lagu dan album Pure Saturday favorit nomor satu buat saya. 

Bukti lain betapa lagu PS bisa terasa begitu kuat ada di lagu "Coklat" misalnya. Tentu saya tidak perlu panjang lebar menuliskan apa itu coklat yang dimaksud PS di lagu ini. Tapi ketika lagu itu dimainkan kita bahkan bisa merasakan betapa kita tahu banyak hal tidak beres dengan 'coklat' ini (ingat kejadian Iyo dipukulin kan?). Lagu ini terasa begitu kuat dan mampu membuat pendengarnya mengepalkan tangan ke atas, meskipun musik yang dibawakan PS tidak lewat distorsi gahar layaknya Seringai atau pun Burgerkill. Tapi mungkin banyak diantara kita yang sepakat dan merasakan 'marah' pada 'si coklat' ini saat lagu itu dimainkan.  

Kenapa saya memutuskan menulis cerita berdasarkan lagu/lirik yang dibuat PS? 

Karena rasanya banyak lagu PS yang kemudian hadir menghidupi saya. Saya bahkan menemukan ‘tuhan’ saya berkat lagu “Elora”. Lalu menemukan jawaban yang saya cari di lagu “Spoken”, dan bahkan lagu “Kosong” yang mungkin sudah bosan dibawakan personil PS, hahaha nyatanya punya barisan lirik yang kuat dan ‘dalam’. Meski sebenarnya mungkin pendengar tidak tahu apa yang sebetulnya PS maksud dalam lagu-lagunya, namun justru disitulah kenikmatan mendengarkan lagu PS. Kita seakan selalu masuk dalam sebuah ‘absurd paradiso’ yang kita reka sendiri lewat lagu-lagu PS. Dari lagu-lagu PS tersebut banyak yang kemudian saya hubungkan dengan sebuah pencarian akan arti hidup. Kalau boleh sedikit berfilosofis hahaha, nyatanya memang hidup adalah sebuah pencarian, sampai akhirnya kita menemukan sebuah jawaban yang hakiki. Pure Saturday menemani saya mencari jawaban itu, sampai akhirnya saya menemukan apa yang saya cari selama ini. 

Tidak berlebihan rasanya jika lagu-lagu PS selalu personal buat saya, si penikmat karya mereka dari jauh, yang sialnya harus sekantor dengan dua orang personil PS selama lima tahun terakhir ini hahahaha. Sekuat tenaga saya menjaga jarak dengan dua orang ini agar misteri lagu-lagu PS tetap terjaga, dan sebisa mungkin saya tidak mencari tahu apa yang dimaksud PS dalam lagu-lagunya, agar imajinasi itu tetap hidup di pikiran saya. 

Hasilnya, 13 lagu yang kemudian menjadi 13 bab yang saya bagi di buku ini. Sebuah cerita yang berkisah tentang pencarian Elora akan tokoh bernama Gala, dengan semua misteri yang dibawanya. Juga tentang sebuah rasa kehilangan Gala akan sosok ayahnya yang berpulang, hingga kemudian cahayanya meredup sekian lama, hingga berujung pada perjalanan mencari cahayanya kembali. Saya pikir, lagu-lagu PS banyak saya maknai lewat perjalanan tokoh Gala & Elora di buku ini. Semoga saja hal tersebut juga bisa sampai pada siapapun pembaca buku ini nantinya. 

Sedikit intermeso, tadinya saya sempat dipusingkan dengan apakah buku ini bisa terhubung dengan penikmat karya PS (biasa disebut Pure People) atau tidak, sampai kemudian saya mengesampingkan itu dan memutuskan buku ini diperuntukan bukan hanya bagi penikmat karya PS saja, tapi untuk siapapun yang merasa terhubung dengan kisah perjalanan dan pencarian dua tokoh utama ini. Tapi lepas dari itu, yang kemudian saya harapkan lagi dengan dirilisnya buku ini adalah karya PS bisa terus hidup lewat cara apapun kita memaknainya. 

Semoga sampai hari rilisnya semuanya dilancarkan dan buku ini bisa sampai pada tangan-tangan siapapun yang membeli buku ini pada akhirnya. Pre-Order buku ini insya Allah akan mulai dibuka tanggal 25 Mei ini, dan bisa dipesan melalui instagam PS dan juga instagram @penerbitrakbuku

Graciaz Brigh

Belum pernah foto bareng personil PS, meskipun kesempatan itu ada dan besar. Jadi foto diri sendiri aja pake kaos PS hahaha

Pure Saturday forever 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar