Hanson
Hanson? Kenapa harus mereka, saya
juga ga tau kenapa. Tapi yang jelas awal kehadiran mereka di dunia musik sangat
menarik perhatian saya. Waktu itu saya masih SD kelas 3 yang terpesona dengan
munculnya video klip ‘Mmbop’ di MTV. Sangat menarik karena para personilnya masih
kecil, ditambah di video klip itu mereka tampil aktraktif dengan instrument
yang mereka mainkan. Berkat video klip itulah itu yang pada akhirnya membuat
saya berkata jika cita-cita saya nanti mau jadi anak band.
The Moffats
Sama dengan Hanson, The Moffats juga melakukan
hal yang sama, yakni bermain musik dengan fun, yang membuat raket badminton di
kamar, saya ubah menjadi gitar untuk menirukan mereka bermain dengan lagunya ‘i
miss u like crazy’. Memang kalo didengerin lagi sekarang, lagu mereka akan terdengar
ngga banget, karena musik yang saya denger juga udah beragam, dan banyak yang
lebih bagus. Tapi tetap saja buat saya mereka menginspirasi, karena mereka
adalah alasan kenapa saya ingin terlibat di dunia musik sebagai ‘anak band’
seperti sekarang.
Blink 182
Setelah masa Hanson dan The Moffats itu selesai,
saya diperkenalkan dengan band punk asal san diego bernama Blink 182. Saya
sangat tertarik dengan irama cepat yang mereka suguhkan itu terasa energik dan bersemangat.
Sangat mencerminkan diri saya, yang pada waktu itu adalah masa dimana saya
harus terlihat agak sedikit nakal dan brutal agar terlihat keren dimata orang
lain. Dan Blink 182 sukses mempengaruhi saya secara musikalitas dan personal.
Nirvana
Seorang tetangga dekat rumah saya memberikan
saya sebuah VCD live concert Nirvana, trus dia bilang begini nih “ieu tah
tingali, keren, brutal, wah keren lah pokona mah" (ini nih liat keren, brutal,
wah keren lah pokonya). Dan ternyata benar saja. Aksi panggung dari para
personilnya, terutama sang frontman Kurt Cobain yang melakukan aksi
hancur-hancurin gitar itu brutal banget, pikir saya waktu itu. Sama seperti Blink
182 tadi, saya merasa terwakili dengan musik yang mereka mainkan. Kasar, berisik,
brutal, ngerock banget.
Sondre Lerche
Masuk SMA selera bermusik saya
berubah total, dari yang berbau punk dan grunge menjadi sedikit jazzy sampai
musik yang aneh dan absurd. Saya mulai dengan mendengarkan lagu-lagunya Sondre
Lerche. Waktu itu pertama kali liat Sondre Lerche pas video klip nya yang berjudul
‘two way monologue’, lagunya sangat catchy dan trus aja 'stuck in my head'. Sejak
saat itulah saya mulai hunting segala sesuatu yang berbau Sondre Lerche, yang hampir
keseluruhan albumnya bisa dikatakan luar biasa, karena Sondre bisa memasukan semua
unsur musik apapun ke dalam lagunya.
Radiohead
Lalu satu lagi band yang menarik
perhatian saya. Band yang sebenarnya sudah lama melintang di dunia music. Cuma
saya baru menyukai pas SMA. Sebuah band dari inggris yang menamakan band nya
‘radiohead’. Sebuah band paling jenius yang pernah ada. Sang frontman Thom
yorke seperti ‘sakit’ dengan caranya bernyanyi dan membuat lagu. Sangat
menginspirasi, karena lagu yang dihasilkan merupakan karya masterpiece semua. Ga
ada satupun yang terdengar biasa saja. Sayang saya cuma punya 4 jempol, kalo
saya punya satu juta jempol mungkin saya kasih ke radiohead semua.
Indie Lokal
Lepas SMA, saya lebih intens
dengerin lagu band-band indie lokal seperti Mocca, Pure Saturday, Efek Rumah Kaca,
dan band-band lokal lainnya. Karena saya merasa perlu mensupport semua pergerakan
musik indie yang ada. Dan mereka kualitasnya tidak kalah bagus dari band-band
luar negeri, dan bahkan banyak dari mereka yang sudah menjadi langganan
manggung di luar negeri.
Dan untuk semua musisi yang saya
sebutkan tadi, terima kasih sudah banyak menginspirasi saya dalam bermusik, dan
akhirnya membuat saya memutuskan pilihan jika menjadi musisi adalah hal yang
paling saya inginkan dalam hidup ini. Yeah \m/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar