Sebelumnya dengan segala kerendahan hati dan dengan keterbatasan saya dalam berpikir tentang apa yang akan saya tulis ini, saya minta maaf.
Saya ingin bercerita sedikit kenapa akhirnya saya memberanikan diri membuat e.p yang saya kasih judul ‘Go with the flow’ ini . Awalnya saya ngerasa minder dengan materi lagu yang saya punya, karena ini jauh dari ekspektasi kebanyakan orang tentang suatu karya musik yang bagus itu harus seperti apa. Dan mungkin pada kenyatannya, ini memang tidak sebagus dari ekespektasi orang tentang materi lagu/musik yang bagus. Tapi setelah berpikir semalaman yang panjang dengan suguhan TV yang masih menyuguhkan kepura-puraan, saya akhirnya sampai pada satu kesimpulan jika setiap orang berhak membuat suatu karya, baik itu anda, dia, atau siapapun, termasuk saya. Kenapa saya, anda atau siapapun berhak membuat suatu karya? Karena kita semua mempunyai rasa, pengalaman, dan daya hayal yang bisa kita tuangkan dalam bentuk seni yang ingin kita ceritakan dalam bentuk media apapun, salah satunya lewat musik.
Maka mulailah saya memainkan gitar akustik saya, bernyanyi dan merekamnya. Tentang noise, tempo yang ga pas ataupun suara saya yang pas-pasan sengaja saya biarkan dengan satu kali take. Saya ingin terlihat jujur ketika saya bernyanyi dan seperti berbincang dengan siapapun yang mendengarkan saya. Karena menurut saya karya yang jujur adalah inti dari karya itu sendiri. Bayangkan seorang yang jago banget maen gitar tapi sangat terlihat seperti Joe Satriani sekali, sangat Jimi Hendrix sekali, atau siapapun lah, maka akan terlihat palsu dan kosong. Walaupun memang suatu orisinalitas itu sangat sulit didapat, karena kita terpengaruh dari apa yang kita lihat dan kita dengar. Tapi setidaknya kita coba untuk jujur. Jika kita tidak mengerti soal politik, kenapa kita memaksakan lagu kita harus bermuatan politik? Jika kita tidak mengerti soal cinta atau cerita picisan seperti dalam film, kenapa kita harus memaksakan lagu kita harus tentang cinta? Suatu karya itu sebaiknya yang “gue banget”, dengan ideal menurut kita. Dan egois itu baik untuk musisi/ seniman.
Karena bagaimana mungkin kita berkarya untuk orang lain. Yang mempunyai rasa kita, yang punya pengalaman kita, dan yang punya daya hayal kita. Lalu kenapa harus mengikuti yang orang lain ingin? Industri dan pasar membentuk pandangan salah tentang karya seni itu sendiri. Membentuk mental lembek dan miskin. Pernah denger ga seorang yang ngakunya musisi bilang kaya gini. “ wah gua takut lagu gua ga laku, jadi ya gua bikin yang orang lain suka aja”. Lalu Apa bedanya dengan kripik pedes yang lagi tren saat ini karena peminatnya banyak . Jawabannya = GA ADA!!. Mereka sama-sama jualan. ” Damn ”, itu karya lu gitu, yang bakal orang inget meskipun lu udah mati.
Selama belasan tahun kita dipaksa menjadi follower dari kita kecil sampai sekolah dan lulus. Semua dengan sistem yang sama dan seragam. Masa ga bisa untuk satu jam aja kita bikin karya yang jujur tentang rasa, pengalam, dan daya hayal itu tadi. Kita tuangkan dan kita ceritakan kepada orang-orang yang mengapresiasi karya kita itu. Tapi jangan terlalu berharap orang akan menyukainya. Karena hak setiap orang untuk suka atau tidak dengan apa yang udah kita buat. Yang penting berkarya aja dulu. Mau itu jelek atau bagus yang penting jujur. Karena kesempurnaan adalah milik radiohead dan kekurangan adalah milik kita (khususnya saya)
Terakhir, terima kasih untuk semua seniman/musisi (khusunya musisi independen) dengan semua pergerakan ‘do it yourself’-nya dan semua bentuk revolusi untuk membuat musik jadi lebih baik.
Love n respect
buat download klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar