kaya gini lah kurang lebih kalo mau ngintip dikit
Apa memang yang mendasari adanya sebuah jawaban?
Karena bertanya apa kan? Karena ada apa maka kita bertanya.
Bertanya apa? Apa yang kita tanyakan? Kenapa kita tanyakan?.
Apa memangnya yang saya tau ketika saya bertanya tentang apa? Saya ga tau makanya saya nanya apa. Kalaupun saya tau saya akan berujar Ooh bukan apa.
Seolah tidak ingin sok tau dengan memberikan jawaban di buku ini, maka isinya pun hanya kumpulan pertanyaan saya saja yang saya tulis. Kadang saya bertanya tanpa pertanyaan. Kadang saya menjawab tanpa bertanya. kadang saya menulis sambil mengajak bertanya. Namun kadang juga pertanyaan-pertanyaan itu terlontar bersamaan dengan jawabannya. Seperti ketika saya bertanya kenapa ya saya menangis? padahal saya terluka. Kenapa ya saya tertawa? padahal saya gembira.
Kita kadang memang seperti itu. Bertanya padahal jawabannya kita tau. Tapi kenapa lantas kita masih bertanya apa? Kenapa? Karena apa? Karena kita setiap hari belajar? Belajar apa? Apa memangnya yang dipelajari? Dapat apa memangnya dari apa yang dipelajari setiap hari? Yakin setiap hari? Minggu disaat libur masih bertanya juga? Senin? Selasa? Rabu? Bertanya juga? Kenapa selalu bertanya? Apa memangnya yang belum dimengerti?
Tentang saya yang menulis buku apa? Memangnya kenapa kalau saya menulis buku apa?
Apa salah jika saya bertanya kenapa masih ada saja yang bertanya kenapa saya bertanya apa?
Semoga ada jawabannya. Ketika nemu jawabannya, maka kelak buku berikutnya itu saya kasih judul ‘Ooh’. Kalau ga nemu jawabannya,anda saja yang bikin bukunya. Nanti gantian saya yang baca.
Apa??? Apa lagi? Kan udah dijelasin tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar