Rabu, 23 Januari 2019 bisa dibilang merupakan hari spesial untuk Balum. Gitaris dari grup musik Alone At Last, dan juga musisi instrumentalis tersebut malam itu menjadi center of attention, dengan pencapaian karir bermusiknya, selama menjadi gitaris sebuah band hingga ketika dia menjadi solois. Lewat acara yang digelar oleh DCDC (DjarumCoklatDotCom), serta didukung oleh AGC Music School, Cosmic, dan Indonesian Guitar Community (IGC), Balum secara khusus membahas hal terkait video klip “Another Next Time”, dimana Balum akan mengupas tuntas proses kreatif dia membuat lagu, lengkap dengan cerita dibalik pembuatan video klip “Another Next Time”, yang dirilis secara eksklusif di kanal YouTube DCDC Official, pada tanggal 16 Januari 2019 lalu.
Bertempat di di Kantinnasion Rumah The Panasdalam, Bandung, acara yang diberi tajuk "Be A Guitar Hero with Balum" ini juga menyajikan sebuah forum diskusi yang dimeriahkan oleh beberapa kawan terdekat untuk juga berbagi dan berdiskusi bersama Balum, seperti Agung "Hellfrog" (Burgerkill), Mochamad Andika (manajer dari Revenge The Fate, Rocket Rockers dan Midnight Quickie), Andre Vinsens (Jeruji) dan Yudi Adikusuma (sutradara video klip "Another Next Time"). Selain itu, ada juga penampilan penampilan spesial dari kawan-kawan gitaris, seperti Handy Hadiwikarta dan Ivan F. Devota.
Sekitar pukul tujuh malam, pelataran parkir Kantinnasion Rumah The Panasdalam sudah banyak diisi para pengunjung, yang banyak diantaranya tergabung dalam komunitas gitaris, maupun khalayak umum yang punya interest berlebih terhadap musik, terutama dalam hal ini, instrumen gitar. Beberapa orang gitaris yang bisa dibilang sudah punya ‘nama’ seperti Eben (Burgerkill), Hin Hin ‘Akew’ (Humiliation), Aska (Rocket Rockers), sampai Inkmary(Rosemary), tampak terlihat disana, berbaur dan bercengkrama bersama. Gelaran ini seakan menjadi ajang silaturahmi antar musisi, yang diakui atau tidak bisa mengundang magnet tersendiri bagi para pengunjung, terlebih dengan ‘iming-iming’ tentang proses kreatif musisi membuat lagu. Ini disinyalir menjadi hal menarik karena tidak sedikit orang ingin tahu ‘rahasia dapur’ seorang musisi.
Acara dibuka oleh MC Ayushi yang mendaulat Balum ke atas panggung, sebelum akhirnya gitaris Ivan F. Devota membuka gelaran tersebut dengan dua buah lagu yang dia bawakan. Gaya permainan ekspresif yang disajikan Ivan seakan mengingatkan pada romantisme ketika musik dipenuhi oleh para guitar hero yang menginvasi dunia kala itu. Ungkapan tentang “gitaris adalah saingan terbesar seorang vokalis”, terlihat cukup jelas malam itu, dimana posisi gitaris itu sendiri bisa mencuri perhatian, layaknya Slash yang bisa stand out dibalik kebesaran nama Axl Rose misalnya.
Selesai penampilan Ivan acara berlanjut pada pembahasan tentang single Balum yang berjudul “Another Next Time”. Secara lebih detil Balum menceritakan tentang kisah dibalik lagu tersebut, dimana menurutnya lagu “Another Next Time” adalah sebuah lagu tentang sebuah kisah perpisahan karena komunikasi yang sudah tidak sejalan. Menariknya, disela-sela perbincangan dengan Balum, Andre Vinsens dan Agung ‘hellfrog’ turut memberikan komentar tentang proses kreatif yang Balum lakukan, dan membandingkannya dengan proses kreatif mereka dalam membuat karya. Diakui oleh Agung jika secara proses kreatif dirinya juga belajar dari Balum, yang menurutnya cukup bisa konsisten membuat lagu instrumental dengan baik, secara teknis maupun caranya menginterpretasikan karyanya.
Namun berbeda dengan Balum yang berproses kreatif berdasarkan mood yang dia rasakan, Agung menyatakan lebih spontan dalam menemukan ide pada proses kreatifnya, seperti misalnya saat dia menemukan lick gitar, yang dia dapatkan secara tidak terduga. Selain itu, yang membuat suasana malam itu bertambah ‘pecah’ adalah saat Eben (Burgerkill) menimpali tentang kisah dibalik lagu “Another Next Time”. Eben cukup jahil memancing Balum agar mau menceritakan secara lebih rinci siapa orang yang dimaksud. Pertanyaan Eben tersebut tak pelak memancing tawa pengunjung malam itu, yang segera saja diteruskan oleh Andre, yang sepertinya memang sudah menunggu momen untuk melontarkan celetukan khas nya. Apalagi ini perihal asmara, yang bisa dibilang sebuah tema menyenangkan untuk dijadikan bahan ‘bully’.
Pembahasan berikutnya adalah tentang proses kreatif Balum, dimana untuk pengerjaan lagunya dia mengerjakan segalanya sendiri, dari mulai recording, mixing mastering, sampai untuk urusan menulis press release pun dia lakukan sendiri. Untuk hal tersebut Mochamad Andika, atau Dika (manajer dari beberapa band, salah satunya Rocket Rockers) ikut memberikan pendapatnya tentang press release. Menurutnya sebuah press release baiknya harus berdasar pada gambaran besar sebuah lagu. Satu hal yang kemudian ditimpali pula oleh Aska (Rocket Rockers), yang menekankan jika penulisan press release harus bisa membuat rasa penasaran si pembaca atau ‘calon’ penikmat karya itu. Bisa lewat gimmick tertentu, atau bisa dengan angle menarik dalam mengarahkan tulisan.
Sedikit intermezo dari Andre, yang ‘memanasi’ tentang absennya para personil Alone At Last yang tidak datang malam itu. Menurut Andre teman-teman Balum di band Alone At Last tidak mendukung dengan karir solo Balum. Hal ini tentu memancing tawa penonton malam itu, dan makin bertambah pecah ketika Andre juga melempar gosip di depan orang tua Balum, yang secara khusus didatangkan untuk gelaran bertajuk “Be A Guitar Hero With Balum” tersebut. Selain itu, dibahas juga cerita tentang Balum yang terpilih menjadi nominator di Anugerah Musik Indonesia atau AMI, yang lagi-lagi dikritisi Andre dengan pertanyaan kenapa Balum tidak memenangkan penghargaan itu.
Selesai dengan bincang santai yang dipenuhi gelak tawa, terutama dari celotehan-celotehan Andre, acara diteruskan dengan penampilan dari gitaris Handy Hadiwikarta. Gaya permainan melodius bak Joe Satriani disuguhkan Handy dengan teknik dan interpretasi menarik saat dia bermain gitar. Hingga setelahnya acara diteruskan dengan perbincangan cerita dibalik pembuatan video klip “Another Next Time”, lengkap dengan sang sutradara Yudi Adikusuma, yang didaulat naik ke atas panggung untuk menjelaskan secara rinci tentang proses kreatif pembuatan video klip tersebut, dari mulai pemilihan model sampai proses pengerjaan yang dilakukan sendiri, bahkan untuk urusan wardrobe sampai pemilihan lokasi pembuatan video.
Selain Yudi atau Iduy yang memang bertanggung jawab di kursi sutradara, untuk proses pembuatan video klip ini Balum juga ikut terlibat, salah satunya dengan arahan referensi dari beberapa klip dari musisi asal Jepang, dimana menurutnya warna-warna/tone dari beberapa referensi video klip yang dia suguhkan dinilai bisa menangkap mood dari lagu “Another Next Time” itu sendiri, dan hal itu terbukti ampuh, dimana ketika itu di mix dengan lagunya terasa nyambung, dengan garis besar tentang hubungan yang kandas karena masalah komunikasi. Setelah pembahasan cukup detil tersebut, acara diteruskan dengan pemutaran video klip “Another Next Time”, dan makin dilengkapi dengan penampilan Balum yang memainkan lagu tersebut secara langsung.
Balum yang memang menjadi center of attention malam itu bisa menunjukan musikalitas yang baik, dengan referensi musik yang beragam, dari mulai rock, math rock, progresif rock, blues, funk, dan masih banyak lagi, mampu diinterpretasikan Balum dengan pembawaan dan teknik bermain gitarnya yang tidak hanya sekedar bagus saja, tapi juga mampu memberi poin tersendiri tentang seorang musisi instrumentalis, dan sudut pandang lain dari seorang musisi secara lebih intim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar