Minggu, 30 Oktober 2011

MIXTAPE VOL 2 (BACK TO SCHOOL)

Dalam mixtape kali ini saya membaginya dalam beberapa fase dimana saya tumbuh besar dengan berbagai jenis/genre musik yang saya dengar. Dari jaman SD, SMP, sampai SMA dan lepas SMA.

1. Jaman SD

Nama-nama band lokal seperti Base Jam dan Sheila on 7 adalah merupakan ‘music heroes’ buat saya waktu itu. Karena mereka-mereka inilah yang akhirnya membuat saya suka dengan musik. Walaupun emang sih kalo didengerin lagi sekarang, lagu lagu mereka mungkin terdengar sedikit ‘apeu’ jika di bandingkan dengan musik yang saya dengar sekarang (seperti Mew atau Sondre Lerche). Tapi tetap saja mereka menginspirasi saya dalam pengalaman saya akan musik.

Jika di dalam negeri, nama-nama seperti Base jam dan Sheila on 7 itu saya nobatkan sebagai ‘music heroes’ buat saya, maka di luar negeri pun saya punya beberapa nama band yang saya nobatkan juga sebagai ‘music heroes’ untuk saya waktu SD. Diantaranya ada Hanson dan The Moffats, yang pada waktu itu begitu booming dengan lagu ‘mmbob’ nya Hanson dan ‘I miss you like crazy’ nya The Moffats, yang juga tidak kalah ‘apeu’ dibanding Base Jam dan Sheila on 7 tadi, Hahaha. Tapi sekali lagi saya bilang. Walaupun begitu. Tetap saja mereka menginspirasi, dan ada dalam bagian sejarah kehidupan saya dan musik yang saya suka.

2.Jaman SMP

Masuk jaman SMP, selera musik saya berubah jadi agak ngerock. Karena Mungkin pada waktu itu adalah masa dimana saya ingin terlihat keren dan brutal dengan pilihan musik yang saya dengar. Ya biasalah ‘ABG labil’ persepsinya kan “being asshole itu keren”. Jadi sangat aneh jika saya ingin terlihat seperti seorang ‘bastard’, tapi masih dengerin Hanson atau The moffats dengan ‘I miss you like crazy’ nya itu. Hhe.

Adalah seorang tetangga rumah saya yang mengenalkan saya dengan Nirvana. Sebuah band pengusung rock/grunge dan musik alternative 90an. Pada waktu itu dia bilang gini “ ieu tah dengekeun, keras, brutal, keren lah pokona mah” ( ini nih dengerin. keras, brutal, keren lah pokonya). Lalu saya pun mulai dengerin, dan ternyata benar saja. Saya langsung suka dan jatuh cinta. Apalagi ditambah beberapa video live nya. Aksi ancur- ancurin gitar lah, berantem lah, ngejek media lah. Ya pokonya pada waktu itu nirvana itu ‘it’s soooo me’ lah. Sangat mewakili jiwa ababil saya. Waktu itu selain Nirvana, juga ada beberapa band punk yang saya suka. Dari mulai Sex Pistol, Rancid, Greenday, sampai Blink 182. Dan nama yang saya sebut terakhir ini adalah band yang banyak mempengaruhi saya secara musikalitas dan attitude saya secara personal.

Ya blink 182 itu udah lebih dari sekedar ‘musik heroes’ buat saya. Cara mereka bikin musik, cara mereka bikin jokes, ‘fun’ nya mereka, atau kegilaan mereka di tiap video klip-nya, semuanya masih menjadi satu memori yang sampai saat ini masih terekam dengan baik oleh saya. Walaupun sekarang ini saya agak kecewa juga dengan album baru mereka di tahun 2011 ini. Saya seperti tidak mengenali blink 182 yang saya kenal dan kagumi dulu. Ya mungkin bener kata Keane kalo ‘everybody changing’, termasuk Blink 182. Tapi ya sudahlah, masih ada nama-nama seperti Sondre Lerche dan K.O.C yang pada akhirnya bisa sedikitnya melunturkan kecintaan saya akan punk ala Blink 182 itu.

Oh iya selain band punk dan grunge yang saya sebutin tadi, di jaman SMP juga saya banyak dengerin lagu-lagu alternatif 90an kaya The Cranberries, Arkarna dan The Cure. Kalau lokalnya saya suka dengerin band-band seperti Potret, Coklat, Wong, ataupun beberapa band ska lokal yang memang pada waktu itu lagi booming2-nya ska.

3.Jaman SMA

Bosan sama distorsi dan ketukan drum yang kasar, masuk SMA selera musik saya kembali berubah lagi. Kali ini nama-nama seperti Oasis, radiohead, Blur, Weezer, dan beberapa band brithpop lainya, lambat laun mulai menggeser lagu-lagu punk yang biasa saya dengerin di songlist saya. Untuk radiohead dan Blur itu sendiri sebenarnya sudah saya denger namanya dari jaman saya SMP, tapi saya baru bisa menikmatinya ya pas jaman SMA itu. Berawal dari doktrin temen saya yang tiap hari ngejejalin saya dengan lagu-lagu brithpop-nya, pada akhirnya saya pun harus menyerah pada alunan suara merdu, falsetto, dan lirik-lirik bagus nan penuh makna dalam setiap lagu brithpop itu. Mungkin situasi juga mendukung, ketika jaman SMA itu adalah masa dimana saya mulai cinta-cintaan dan puitis-puitisan ala remaja tanggung. Jadi ya brithpop saya anggap bisa mewakili lah. Meskipun ga semua band brithpop itu bicara cinta2an sih. Tapi ‘feel ‘ yang ada di setiap lagu brithpop (setidaknya menurut saya) itu agaknya selalu bernuansa roman dan kesyahduan akan hidup dan cinta. Alah gubrag. yu.

Pada waktu SMA itu juga saya mulai belajar maen bass di sekolah saya, yang kebetulan saya bersekolah di sekolah kejuruan musik. Dimana disana setiap siswanya di bagi atas per-paket keahlian instrument alat musik. Dan saya memilih bass sebagai sebagai instrument saya. Dan Karena telah mentasbihkan sebagai seorang bassis handal di seluruh dunia, tepatnya Dunia Fantasi (taman impian jaya ancol), saya pun mulai agak giat mencari referensi musik yang setidaknya bisa mendukung permainan saya dalam bermain bass. Terpilihlah genre musik funk sebagai musik pendukung itu. Nama-nama seperti Kool and The gang, Cake sampai Red hot chili papers adalah daftar nama-nama band yang harus saya pelajari lagu-lagunya. Tapi sayangnya selalu GAGAL saya tirukan dengan sempurna. Ujung-ujungnya malah bikin lagu sendiri. Dan itulah jeleknya saya, ketika berniat mau ngulik lagu orang, dan ternyata susah, maka dengan frustasinya saya bikin lagu sendiri dan enakeun ceuk sorangan (enak menurut diri sendiri).

4.Lepas SMA

Lulus SMA saya mulai mencari lagi referensi lagu-lagu yang baru (sebelumnya belum pernah saya dengar). Kali ini tidak dengan distorsi gitar yang kasar, tidak dengan kesempurnaan aransemen funk, ataupun melodi gitar yang ngjelimet dengan speed ala guitar hero tahun 80an. Tapi kali ini saya tertarik dengan suguhan musik manis macam swedishpop atau norwegian pop, tweepop gitu lah. Alunan musik yang manis, vocal yang innocent, ditambah lirik lagu yang ‘so sweet’ itu agaknya membuat saya gemes tiap denger lagu-lagu tweepop itu. Ya sama lah gemesnya kalo lagi liat Zooey Deschanel. Pengen nyubit- nyubit gimanaa gitu. Dan terpilihlah beberapa nama solois dan group musik yang bisa mereprentasikan musik yang ingin saya denger ini. Diantaranya ada nama-nama seperti Sondre Lerche, Frente, The Sunday, The cardigans, dan King of Convenience (K.O.C).

Pada waktu itu (Lulus SMA) saya tergabung dalam sebuah band indie lokal bentukan saya dan teman-teman saya. Yang mau tidak mau mengharuskan saya untuk tahu tentang dunia musik/scene indie itu sendiri. Lalu mulailah saya jatuh cinta pada musik dari beberapa band indie lokal seperti Pure Saturday (telat banget suka PS nya), Klarinet, Mocca, sampai Efek Rumah Kaca, yang mungkin menyuguhkan musik yang sebenarnya simple dan terkesan mentah karena mixingan yang ga serapih musik mainstreme (mungkin) pada umumnya, namun kaya akan esensi dari setiap lagu yang mereka mainkan. Juga konsep yang kuat dan pergerakan DIY nya, movement bawah tanahnya, atau apalah itu. Yang jelas attitude mereka dalam bermusik itu saya sangat suka.

Jadi kesimpulan dari selera musik saya selepas SMA itu adalah musik yang jujur, manis, punya esensi, dan ‘music yang got something to say’ (Monday mess kalee). Ga cuma gonjreng-gonjreng dan bernafaskan nada sendu dengan syair yang memelas seperti halnya band-band mainstreme lokal indo yang aduh udahlah jangan di bahas, you know them so well lah, bagaimana miskinnya esensi mereka dalam bermusik, dan bermusik untuk pasar. Pasar mana saya ga tau. Pasar caringin, pasar andir, atau pasar kosambi. Ga tau juga.

5.Sekarang

Sekarang saya lagi suka musik akustik yang cuma dinyanyiin pake gitar doang dan di rekam di hp. Hehehe. I’m talk about myself. LOL

Ya begitulah kira-kira. Kurang dan lebihnya saya minta maaf atas ketidak sempurnan cara saya bertutur dalam catatan ini. Dan.. oh iya kalo ada diantaranya yang membaca ini ada yang tau nama solois/group yang bagus untuk saya dengarkan, bisa tulis di kolom komen ya. Thanks


Tidak ada komentar:

Posting Komentar