Kamis, 13 Juni 2013

LENTERA JIWA



“Biarkan ku mengikuti suara dalam hati yang slalu membunyikan cinta // kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku, lentera jiwaku”
Nugie – Lentera Jiwa

Sebuah kutipan lirik dari lagu berjudul Lentera Jiwa yang dinyanyikan oleh Nugie. Bercerita tentang dia (Nugie) percaya jika suara hatinya itu harus dia dengarkan sebagai penuntun jalan dia menemukan apa yang dia cari, agar dia menemukan arti hidup itu apa dan bisa bahagia dengan hidupnya. Suara hati Nugie selalu berkata jika bermusik dan bernyanyi adalah hal yang sangat ia cintai sebagai passion dia menemukan apa yang membuat hidupnya bahagia ketika melakukannya. Nah pertanyaannya, sudahkah kita seperti Nugie yang sudah menemukan lentera jiwanya sendri?

Jika nugie menemukan passion-nya di bidang musik, maka apa kita sudah menemukan passion kita di bidang apa? Apa hal yang membuat kita bahagia ketika kita melakukannya. Apakah ketika kita sedang menggambar, bermusik, menulis, atau bahkan ketika kita membuat film?

Kadang karena sebuah tuntutan atau karena kita nya sendiri yang mempunyai rasa skeptis duluan dengan bidang yang kita sukai akan bisa cukup kita andalkan untuk menunjang hidup, kita kadang kalah dan menyerah dengan keadaan dan akhirnya tidak mengikuti kata hati kita yang berbicara ingin menjadi apa kita. Kita selalu terstigma pada paradigma umum jika hidup (atau dalam hal ini konteksnya bekerja) tidak harus mengikuti apa yang jadi passion kita di bidang yang kita suka. Kebanyakan orang enggan memperjuangkan apa yang sebenarnya ia sukai untuk bisa dia andalkan sebagai mata pencaharian dia. Jadi ya, ambil cepatnya saja, sesimpel jadi karyawan dengan rutinitas pagi sampai sore setiap harinya dan dapat upah, walaupun kerjaan itu tidak dia suka. Kebanyakan orang jadi lupa dengan mimpi yang ingin dia wujudkan untuk jadi seorang yang dia inginkan.

Itu contoh kecilnya saja, yang tanpa mereka sadari jika mereka justru tidak menjadi diri mereka sendiri dengan tidak mengikuti kata hatinya yang sebenarnya menolak melakukan pekerjaan yang mereka jalani, dan terpaksa melakukannya hanya karena tuntutan materi untuk menunjang hidupnya.

Akhirnya jadi banyak yang tidak total dalam pekerjaannya. Contohnya saja, seorang pegawai sebuah perusahaan menjadi malas-malasan dalam bekerja karena merasa apa yang dia lakukan dalam pekerjaannya adalah bukan dia yang sebenernya/bukan bidang yang ia suka. Mungkin sebenarnya dia ingin melakukan pekerjaan lain yang sesuai dengan minat dan bidangnya, namun ya itu tadi ketika ada perasaan skeptis terhadap dirinya sendiri, dia malah justru tak memilih passion nya dia dalam bekerja. Karena ada perasan ragu-ragu apakah hal yang dia sukai itu akan sejalan dengan apa yang terparadigmakan sudut pandang banyak orang tentang hidup yang mapan. Seakan paradigma seperti itu menjadi pakem di pola pikir banyak orang untuk mengikuti aturan hidup seperti itu.

Padahal sebenarnya tidak ada satupun hal yang sia-sia jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Harusnya tidak ada satu pandangan pun tentang suatu profesi/kerjaan yang beranggapan jika kerja kantoran akan lebih baik dibanding dengan ketika memilih bekerja sebagai seniman, ataupun sebaliknya. Selama pekerjaan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh semuanya akan berimbas baik kepada kita yang melakukan kerjaan itu. Jadi jangan takut untuk mengikuti kata hati kita ingin menjadi apa. Bernyanyi saja jika kamu ingin menjadi penyanyi. Atau apapun yang menjadi pilihan hidupmu. Mau jadi pengusaha, pelukis, atlit atau bahkan supporter sepakbola profesional (kalaupun ada profesi seperti itu), kenapa tidak?

Kerjaan yang baik adalah pekerjaan yang membuat kita senang ketika melakukannya. Hasilnya pun jadi tidak setengah-setengah, karena kita bisa total di bidang yang memang kita sukai dan kita pilih sebagai kerjaan/passion kita. Jika saya boleh mengulang kata-kata saya , “tidak ada satupun kerjaan yang sia-sia selama kita melakukannya dengan sungguh-sungguh dan total”. Sejatinya hidup terlalu singkat jika dihabiskan untuk melakukan sesuatu yang tidak kita sukai.

Jadi sudahkah anda menemukan lentera jiwa anda?

The best way to live is life with passion


Tidak ada komentar:

Posting Komentar