Senin, 07 Oktober 2013

ORGANIC STEREO, KESELARASAN BUNYI KONFENSIONAL DAN DIGITAL

Organic Stereo adalah Hiroyuki Morikawa, dan Hiroyuki Morikawa adalah Organic Stereo. Satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena terjebak dalam satu tubuh yang sama. Adalah apa yang bisa digambarkan tentang sebuah solo projek dari seorang personil band post-rock Jepang bernama Euphoria ini. Tentang bunyi-bunyian akustik gitar dan padu padan suara looping yang membalut satu kesatuan musik elektronik yang mengalun tenang dan menyejukan. Menyejukan dalam artian ada dalam pengaruh alam bawah sadar, tentang suara yang betah menghuni telinga yang kadung terlena dengan lagu yang dibawakan. Lagu-lagunya seperti ‘Seaway’, ‘Upon My Soul’, dan ‘Brightness’, akan membawa kita yang mendengarnya pada sebuah ilustrasi dimana gemercik air hujan turun ditengah gurun pasir yang gersang.

Memadukan bunyi konfensional dari akustik gitar dengan balutan musik digital, menjadikan Organic Stereo mudah dikenali dengan karakter musiknya. Secara teknis, caranya membuat musik mencangkup banyak genre musik disana, dari mulai klasik, elektronik, sampai yang bernuansa etnik. Semuanya dibalut dengan satu benang merah yang sama bernama Organic Stereo.

Ada dalam porsi yang seimbang dari kiri kanan keselarasan bunyi konfensional dan digital, ketika sebuah earphone yang eargasm oleh lagu yang diputar dalam sebuah music player. Secara detilnya akan terdengar seperti ada dalam dua kubu berbeda dari caranya meramu musik. Ketika di kubu telinga sebelah kiri mewakili bunyi akustik dari gitar yang dimainkan, maka di kubu telinga sebelah kanan Hiroyuki tengah sibuk menari-nari meramu looping untuk mengimbangi bunyi akustik itu tadi, yang pada akhirnya bertemu di satu titik pemikiran dan anggukan, seraya bilang “enak juga ni lagu”.

Tapi tak hanya lagunya yang terdengar enak di telinga saja. Karena jika berbicara lagu yang terdengar enak di telinga, pada dasarnya musik apapun yang dibuat, selama berdasar kepada tiga unsur seperti nada, ritmis, dan harmoni, dengan komposisi yang selaras, maka sebuah musik/lagu akan terdengar enak enak saja di telinga. Yang membedakannya adalah isi dari lagu itu sendiri, dan bagaimana ketika sebuah lagu diramu sedemikian rupa, sebelum pada akhirnya disajikan dengan karakter musik yang kuat.

Organic Stereo mempunyai itu. Dengan unsur musik yang kuat dan caranya menangkap bunyi-bunyian nada untuk dijadikan sebuah lagu olehnya itu menarik, dan mempunyai nilai estetika yang baik. Seperti menganalogikan Organic Stereo dengan Yin dan Yang, ataupun semua hal yang berpasangan, baik yang bersamaan atau berlawanan. Dari diksi dan kontradiksi yang bisa diterjemahkan nada melalui satu projek musik bernama Organic Stereo, maka kita akan tahu jika meskipun bunyi konfensional yang mungkin biasa berseberangan dengan digital, bisa ada dalam satu lagu yang sama, diramu dengan porsi yang pas mewakili keduanya.

Atau jika tidak harus seserius itu mengartikan musik Organic Stereo, cukup dengan beranggapan jika musik yang dibuat Organic Stereo ini adalah yang menjembatani penggemar musik akustik yang konfensional dengan musik digital yang modern. Jadi penggemar musik akustik tidak akan keberatan dengan adanya nuansa elektronik/digital di lagunya, begitu juga sebaliknya, karena porsi keduanya seimbang. Walaupun musik Organic Stereo mungkin tidak seperti musik dengan aransemen megah dari Mozart atau siapapun yang bisa dibilang maestro musik dunia, tapi untuk bisa sekedar ingin tenang dengan musik yang menyenangkan, Organic Stereo bisa jadi pilihan mengusir penat, setelah berhari-hari ada dalam tekanan pekerjaan atau rutinitas yang membosankan. Cukup duduk tenang dan dengarkan.

#nowplaying Organic Stereo - The Stories Linger in My Mind 

Dimuat juga di kanaltigapuluh.info baca disini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar