Kamis, 11 September 2014

PACARAN HEMAT, PACARAN SEHAT (BAGI DOMPET)

Dalam salah satu lagu The Adams ada lirik lagunya yang berbunyi seperti ini “.... aku kan berada di teras rumahmu, saat air engkau suguhkan dan kita bicara tentang apa saja”. Sederhana tapi terkesan manis dan romantis (ala indies?). Makanya lagu itu dikasih judul konservatif. Budaya ngapelin pacar yang cuma berkunjung ke rumahnya dan ngobrol ngalor ngidul di teras rumah sang pacar, sampai waktu beranjak malam, tepatnya pukul sembilan dan saatnya pulang, dengan ditandai gelas ketiga yang kosong melompong.

Sampai di rumah masih aja senyam-senyum sendirian inget yang tadi diobrolin di rumah sang pacar. Sedikit lelucon garing dan cubit-cubit manja gitu. Duh benar rasanya jika dunia milik berdua. Dan jika sudah seperti itu ingin rasanya merobek bukunya Felix yang bilang “udah putusin aja!”. Ah doi ga tau aja rasanya jadi pemilik dunia berdua itu seperti apa, dan ingin bales bikin buku yang judulnya “udah ‘jadiin’ aja!”

Lepas dari bukunya Felix, berikut adalah kiat pacaran hemat dan sehat (bagi dompet). Bagi yang lain? Ya gitu deh.

1. Pacaran di rumah

Selain ngobrol ngalor ngidul di teras rumah kaya lagunya The Adams tadi, pacaran di rumah juga bisa diisi dengan nonton DVD bareng, main kartu, main monopoli, atau masak bareng. Pokoknya dompet aman deh. Apalagi budget buat beli DVD bajakan mah murah banget, dan kalaupun mau masak-masakan mah cari yang gampang aja, kaya misalnya masak sambel yang pedes dengan lauk lalapan doang juga cukup. Kebayang kan makan pedes bareng gitu. Keringat dan hasrat gelora asmara yang bersatu jadi satu sensasi yang...yang... ah udahlah pokoknya. Belum lagi pas sesi potong bawang bareng gitu. Kan agak-agak pedes dimata tuh, nah mulai deh adegan kaya Rangga sama Cinta di film AADC, niupin matanya gitu, trus lempar-lemparan terong deh.

Satu yang mesti diingat ketika pacaran di rumah dan ngobrol ngalor ngidul adalah hindari topik pembicaraan yang berat-berat, kaya misalnya ngomongin politik atau sok kasih solusi dari wacana akan dinaikannya harga BBM misalnya. Apalagi sampai berdebat antar koalisi merah putih sama koalisi putih merah misalnya. Wah jangan sampe deh. Debat kaya gitu mah ga perlu. Mending gosipin Syahrini deh daripada debat gituan mah.

2. Wisata jajanan anak SD

Nostalgia masa-masa SD dengan jajanan kaya Lidi-lidian, kue yang dibentuk aneka macam bentuk hewan, ataupun makan es lilin yang digoyang-goyang pas bikinnya, bakal jadi keasikan tersendiri. Memberi kesan manis tentang masa kecil dulu. Apalagi jajannya bareng orang terkasih. Jadi selain jajan bisa sambil cerita-cerita dulu pas SD kaya gimana. Balik lagi tentunya dengan lelucon garing dan cubit-cubit manja kaya tadi lagi. Ngobrolin pas SD pernah pipis di celana, pernah sakit perut karena jajan sembarangan. Apapun yang sebenarnya ga penting buat diceritain, namun akan menjadi penting jika ada di suasana kaya gitu.

Sama satu lagi (ini agak geli sebenarnya) pas liat anak-anak SD gitu, ada obrolan kaya “ntar anak kita kaya gitu deh. Ceria sambil lari-larian di lapangan”. Padahal baru pacaran sebulan, tapi udah ngomongin anak aja. Hahaha. Jadi pengen bikin #eh

3. Piknik

Piknik disini ada dalam artian pergi ke tempat yang pemandangannya bagus dan makan bareng dengan bekal yang dibawa dari rumah. Istilah orang sunda sih itu dinamakan botram yang artinya makan bareng. Ga harus ke tempat wisata juga sih, kalau misalnya untuk bisa masuk ke tempat wisata itu mahal dan jajanan yang dijual disana mahal-mahal juga. Dengan hanya pergi ke taman kota juga cukup. Berkaca pada pengalaman kaskuser tempo hari yang pernah dijebak makan di tempat wisata sampai setengah juta bahkan satu juta lebih dengan lauk yang biasa aja, maka alangkah baiknya bawa bekal sendiri dari rumah. Selain terjamin kebersihannya, namun juga bisa sesuai selera. Dan tau ga jika sebenarnya budaya bawa bekal makanan dari rumah itu punya “artian” yang cukup manis di mata perempuan (khususnya), yang menganggap pria yang bawa bekal dari rumah itu berarti tipe “family man” yang menghargai “masakan rumah”, dan tidak suka “jajan”. Jika harus dihubungkan dengan dua kata yang diberi tanda kutip tadi sih. Walaupun sebenarnya bawa bekal ya karena ingin hemat saja, dan uangnya mending ditabung untuk resepsi pernikahan saja. Siapa tau mau diliput TV swasta gitu secara besar-besaran. Kan lumayan bisa mendongkrak popularitas Anang Ashanty ketika mereka melangsungkan resepsinya dulu.

Pacaran sambil piknik ini bisa juga diisi dengan sesi foto-foto. Kan lumayan bisa buat jadiin avatar twitter atau profil picture di facebook. Walaupun agak alay dan geli juga sebenarnya, tapi kalau lagi cinta-cintaan mah sah-sah aja lah ya. Harap maklumin aja. Mereka lupa kalau penduduk di bumi ini masih ada ratusan juta lainnya selain mereka.

4. Nonton gigs

Gigs disini ada dalam artian skala kecil yang digagas komunitas musik secara kecil-kecilan dan intim. Bukan gigs sebesar Java Jazz atau gigs sejenis dengan tiket nonton yang cukup buat beli mie instan buat sebulan lebih itu.

Gigs seperti ini biasanya gratisan karena yang membiayai acara itu adalah pengisi acaranya sendiri (dalam hal ini band nya) secara kolektif. Jadi penonton biasanya tidak akan dikenakan tiket masuk, karena sebenarnya yang main juga temen sendiri yang lagi manggung. Jadi itung-itung support band temen dan kencan nonton gigs. Namun walau begitu gigs seperti ini terasa intim dan seru karena apapun kesalahan teknis atau hal lainnya yang bisa dibilang “seadanya” dapat dimaklumi mengingat acaranya juga diadakan dengan dana yang terbilang kecil.

Adanya celotehan sembarangan dari pengisi acaranya, kesalahan bermain musik yang disoraki dan diselingi tertawaan penontonnya menambah suasana menjadi akrab dan hangat. Kehangatan dan keakraban seperti itulah yang dirasa bisa membuat kencan di gigs semacam ini menjadi terasa manis. Bahkan dalam perjalanan pulang pun masih bisa diperbincangkan tentang bagaimana salah satu personil dari suatu band mabuk di panggung dan tak sadar kalau gitar yang dia mainkan amplinya mati, tapi dia asik aja main. Hal kecil seperti itu cukup memorable (setidaknya untuk saya)

5. Olahraga bareng

Bisa lari pagi bareng trus udahnya cari sarapan, main bulu tangkis atau sepedaan bareng juga bisa. Tapi agar suasana semakin seru dan meriah (halah meriah) adakan kompetisi antar kamu dan si dia. Misalnya : lomba balap sepeda, tanding bulu tangkis dengan skor yang paling banyak maka dia yang menang. Hadiahnya bisa berupa traktir beli sarapan atau...ehm...agak geli nih bilangnya. Misalnya kaya gini... “ehm.. ok yang kalah harus bilang “aku sayang kamu” sambil cium pipi yang menang”. Hahaha tuh kan jadi geli sendiri. Skip deh. Next yang terakhir.

6. Chatting

Ini yang paling murah dari semua yang disebutkan tadi. Modalnya asal punya Handphone doang (yang udah diisi pulsa tentunya). Apalagi dengan banyaknya aplikasi yang melayani chatting semacam ini. Dari mulai SMS (yang sekarang sudah banyak gratisannya dari setiap provider), BBM, Line, Whatsapp, banyak lah pokoknya.

Dan semoga masuk surga siapapun yang rajin bikin meme-meme lucu diberbagai media sosial. Sehingga meme-meme semacam itu bisa menjadi “bumbu” ketika chatting dengan si kekasih hati. Jadi ga cuma tulisan aja, tapi juga bisa ditambahin meme-meme yang lucu-lucu jijik itu. Ditambah lelucon jargon iklan yang super garing seperti fatiiiiin goood, atau iklan krim pembesar #maaf payudara dengan jargon “aku juga pakai” (sambil membusungkan dada) akan membuat chatting jadi lebih ga penting dan lucu di waktu yang bersamaan.

(ps : semoga pacar saya ga baca artikel ini. Jadi dia ga sesungguhnya tahu jika semua yang saya alibikan atas nama keromantisan adalah upaya untuk hemat semata. Dan semoga Tuhan memberikan saya rejeki lebih untuk nabung dan membuat pesta pernikahan sebesar Anang Ashanty kelak. Amin)

Kebenaran milik Tuhan dan kesalahan milik saya dan ustad Felix. Jadi...”udah jadiin aja!!” 


 Gadis yang malang :(


Tidak ada komentar:

Posting Komentar