Sabtu, 23 Agustus 2025

SEMINAR RILIS ALBUM DONGKER X JASON RANTI, "JASON RANTI = I DON’T KNOW AND I DONGKER"

Pada Jumat malam, 22 Agustus 2025, VOC Inlander Koffiehuis, Blok C – The Park Jabar, Jalan Pahlawan No. 70, menjadi saksi kolaborasi lintas medium antara musisi Jason Ranti dan Dongker. Mereka baru saja merilis album bertajuk “Jason Ranti = I Don’t Know and I Dongker” dengan sembilan lagu di dalamnya.

Hadir sebagai pembuka ada Ucup Prince yang tampil membawakan sejumlah dengan pilihan diksi yang menggelitik dan easy listening, hingga memancing penonton untuk ikut bernyanyi, hingga kemudian pengunjung diajak masuk ke ruang refleksi melalui sesi bincang karya. Hadir Tisna Sanjaya, Bambang Sugiharto, dan Pidi Baiq sebagai pembicara, dengan Alga Indria memandu jalannya diskusi sekaligus menjadi moderator dan MC. Diskusi berlangsung cair, penuh humor sekaligus sarat makna. Salah satu pertanyaan yang mengemuka adalah: “Apakah karya mereka ini bermanfaat untuk kehidupan?”

Bambang Sugiharto menjawab tegas bahwa karya Jason Ranti dan Dongker bermanfaat karena mampu membuat orang relax dan keluar dari kerangka-kerangka baku. Ia juga menekankan bahwa karya seni tak selalu perlu dinilai dari ukuran indah atau tidak, melainkan dari keunikan khas yang lahir dari setiap seniman. Menurutnya, kolaborasi ini menghadirkan nuansa berbeda, seperti menonton pertunjukan wayang dengan lapisan simbolik dan narasi yang dalam.

Tisna Sanjaya menyoroti sisi politis dalam karya keduanya. Lagu seperti “Salah Display” ia anggap memotret semangat perlawanan sekaligus penghormatan terhadap tokoh-tokoh seni rupa dan sastra, dari Sapardi Djoko Damono hingga Jim Supangkat. Sementara itu, Pidi Baiq dengan gaya khasnya menyoroti keliaran bahasa dalam lirik Jason Ranti. Menurutnya, pilihan diksi yang “nyeleneh” justru membuat musik ini dekat dengan realitas hidup sehari-hari. “Bahasa yang liar itu malah laku,” ujarnya, disambut tawa dan tepuk tangan audiens.

Usai diskusi, panggung diambil alih oleh Jason Ranti dan Dongker. Perpaduan musik folk-rock dengan sentuhan eksperimental mengisi ruangan dengan atmosfer yang riuh sekaligus jenaka. Jason Ranti, dengan gaya khasnya yang santai dan penuh humor, sering menyelipkan komentar satir di antara lagu-lagu yang dibawakan. Dongker memberi dimensi lain lewat improvisasi musik yang kadang liar, kadang melankolis, membuat penonton seakan dibawa dalam perjalanan yang tak terduga. Kolaborasi ini menghadirkan energi segar lewat perpaduan lirik yang menggelitik, musik yang ekspresif, dan performa yang terasa apa adanya.

Konser dan dialog ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang kontemplasi bersama. Dari pertanyaan tentang makna karya seni, kritik sosial-politik, hingga kelucuan sehari-hari, Jason Ranti dan Dongker berhasil membuktikan bahwa musik bisa menjadi wadah refleksi sekaligus pelepas tawa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar