Selasa, 22 Desember 2015

BASIC


Ini bisa jadi penilaian subjektif tentang definisi penyanyi yang baik menurut saya. Seperti gaya nyanyi Courtney Barnett diatas dengan vokal males-malesan, pemilihan nada lagu yang tidak kalah males, dengan hanya diiringi satu gitar saja. 

Basic. 

Apa yang ditampilkan Courtney merupakan basic bermain musik. Typical musisi kamar gitu lah. Kenapa ini kemudian menjadi sesuatu yang special (setidaknya menurut saya)? Karena pada dasarnya disadari atau tidak orang itu akan terkoneksi/ ada chemistry dengan sesuatu yang basic. Ada semacam dorongan untuk mencari hal-hal basic yang disadari atau tidak itu dibutuhkan, ditengah kejelimetan pola-pola rumit tentang banyak hal.

Pernah dengar lagu Mars Volta? atau bahkan Dream Theater? yang menurut saya musiknya rumit. Lalu apakah musik mereka kemudian menjadi jelek karena kerumitan pola mereka dalam membuat musik? Tentu saja tidak. Musikalitas mereka tidak bisa diragukan secara teknikal maupun estetika. Hanya saja secara psikologis (menurut saya), ada semacam kelelahan mencerna semua pola-pola rumit seperti itu, karena toh nyatanya lagu-lagu seperti Daniel Johnston, Bob Dylan, K.O.C, ataupun Courtney diatas, yang hanya bermodal satu gitar saja bisa straight to the point mewakili (ehm) perasaan lewat nada dan liriknya. Pada akhirnya itu yang kita ((KITAAA?)) saya, butuhkan sebagai nutrisi agar pikiran ini bisa tetap waras, dengan -salah satunya- mendengarkan musik. 

Setidaknya menurut saya musik menjadi sebuah terapi, atau bahkan bisa sampai ke tingkat yang lebih jauh lagi, musik jadi seperti sebuah refleksi. Tidak jarang saya mengiyakan apa yang para musisi itu nyanyikan lewat lagunya. Seperti lagu dari K.O.C berikut ini "Every day there's a boy in the mirror asking me...What are you doing here? Finding all my previous motives, growing increasingly unclear". Lagu yang terdengar ketika saya jauh dari "rumah", merasa asing dan kebingungan. Dengan mendengarkan lagu saya merasa jadi punya teman. Ada perasaan lega ketika lagu yang saya dengar sejalan dengan hati dan pikiran saya di situasi-situasi tertentu.

Basic

Kita kadang lupa sama hal-hal basic itu tadi ((KITAAA?)), iya saya. Cari pasangan dengan kriteria yang rumit, pola-pola tertentu yang akhirnya belum tentu juga bisa bikin nyaman (eeaa mulai). Padahal basic-nya hanya butuh teman untuk berbagi banyak hal. Cari kerjaan juga gitu. Dengan kriteria yang rumit, pola-pola tertentu yang akhirnya malah ga dapet. Padahal basic-nya, apa yang didepan mata itu yang bisa dikerjakan sebaik-baiknya, dan kerja keras itu akan membawa saya sejauh yang saya tidak bayangkan sebelumnya. Tuhan mah ga akan membawa saya sejauh ini hanya untuk Dia tinggalkan. Basic-nya manusia mah seperti kertas kosong. Kertasnya bisa berisikan tulisan yang penuh rasa syukur, bisa berisikan keluhan, berisikan tulisan XTC tai dicoret GBR dan sebaliknya. Apapun sampai pola-pola dalam kertas kosong tadi jadi rumit.

Basic-nya manusia kan sebenernya terlahir jadi orang yang baik. Mana mungkin bayi yang baru terlahir bisa langsung kepikiran mencuri resep Kraby Patty nya tuan Krab, atau kepikiran buat menguasai dunia? Tergantung dia tumbuh dengan didikan dan doktrin seperti apa. Atau jika saya boleh menganalogikan ini dengan lagu, misalnya ; orang yang tumbuh dengan lagu Cinta Satu Malam akan berpikir jika cinta itu "oh indahnya, buatku melayang". Menurutnya cinta itu dimulai dengan terbukanya resleting celana dan diakhiri dengan menutupnya kembali, dan begitu seterusnya. Namun ada juga yang tumbuh dengan lagu dari Rusa Militan - Senandung Senja, dengan lirik “canda nada ceritanya tak luput dari telinga dan menggema, mengusik derai duka lara, antarku melawan lelah”, yang diteruskan dengan lirik “berpuluh kali musim lalu tak pernah terdengar keluh di bibirnya, demi harapan yang diam di tepi, hingga nafas terhitung air”. Bagaimana mungkin lirik ini bisa tidak mengundang air mata untuk turun? Lagu yang bercerita (setidaknya bagi saya) tentang cinta dari orang tua seperti ayah atau ibu, membuat siapapun (terlebih saya), yang mendengarnya ada dalam gambaran bertahun-tahun ke belakang, mengingat apa yang oleh orang tua lakukan sebagai bentuk cinta kepada anaknya. Selama air mata itu tidak jatuh untuk orang yang salah, maka biarkan saja itu mengalir, sebagai bentuk penghormatan untuk orang yang hanya satu level saja dibawah Tuhan. Basic-nya kedua lagu itu mendefinisikan tentang cinta. Hanya saja dengan sudut pandang dan pemahaman yang berbeda.

Basic-nya saya menulis karena saya membaca (text ataupun kasat mata disekitar saya), yang akhirnya saya curahkan lewat tulisan. Basic-nya saya hidup itu buat belajar, nerima ujian, dan jika beruntung bisa lulus dengan hasil baik. Jadi berharap lebih tentang dunia mah kayaknya pemahaman yang salah. Dunia mah kosong. Apa yang saya lihat itu ilusi. Seperti pas saya liat si mantan lagi senyum-senyum sama pacar barunya. Itu saya anggap ilusi saja (eeeaaaa).

Jadi? jadi apa ya? ya gitulah pokoknya kalo berharap lebih sama dunia itu bakal kecewa sih kalo menurut saya. Toh pada akhirnya kamu harus "pulang" juga kan. Senyum simpul atau tertawakan.

Udah dulu ah. Sudah mau jam enam pagi. Basic nya saya harus kerja, dan menutup jendela blogger ini dengan tab kerjaan. Salam-salam buat Ibu Imas di soreang. Ucapannya "i love u mom more than anyting i love". Ibu adalah jawaban dari pertanyaan apa itu cinta. Ibu adalah manusia terbaik diseluruh dunia yang seharusnya pantas dapat kebahagiaan abadi kelak. Amin. Thanks Mom     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar