Sebelum menulis postingan ini, saya sempat menuliskan refleksi soal kehilangan di tahun 2015 ini. Sedikit tidak menyenangkan memang. Kehilangan bagaimanapun bentuknya seperti tamparan untuk saya, yang jika ditarik sebuah pola akan membentuk sebuah cermin diri dalam sebuah kesimpulan “kita tidak pernah tahu apa yang kita punya sebelum kita kehilangan”. Tapi semua yang dimulai akan ada garis akhirnya. Tinggal ikhlas atau ngga nya saja. Dan menurut istilah teman saya “bisa berdamai dengan diri sendiri”.
Seperti halnya tahun-tahun sebelum tahun 2015, pola hidup saya akan selalu sama yang diisi oleh siklus. Perihal klasik tentang suka duka, basic dari kenapa sebenarnya saya masih diberi waktu sampai hari ini. Apakah bisa bersyukur, berserah diri, dan memantaskan diri. Atau merasa rendah diri dan merasa hidup tidak adil, ketika nyatanya tak selalu apa yang diinginkan bisa sejalan dengan apa yang terjadi. Tapi ya whatever will be will be lah kalo kata lagu.
Sebagai hamba yang ingin dicintai oleh Tuhannya, tahun 2015 ini juga ada banyak hal menyenangkan yang saya syukuri. Apa yang tidak bisa didapatkan ditahun sebelumnya, akhirnya bisa saya dapatkan ditahun ini. Mungkin bukan hal yang besar, tapi setidaknya untuk saya itu satu hal yang menyenangkan.
LIPUTAN
Ditahun ini ada lumayan banyak pertunjukan musik yang saya datangi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dan yang cukup menyenangkan konser-konser itu dibuat dengan konsep yang tematik. Jadi cukup menghibur lah, baik secara kacamata saya sebagai penonton maupun saya sebagai orang yang meliput. Konser yang bagus melahirkan tulisan yang bagus juga (mudah-mudahan). Jika tulisan saya bagus, maka yang nawarin nulis dan dibayar juga banyak (mudah-mudahan). Tapi lepas dari itu sih hiburan (mudah-mudahan tidak terlalu berlebihan menggunakan istilah ini) duniawi saya juga tercukupi lewat konser-konser musik itu.
PERTEMUAN DENGAN TEMAN KECIL
Saat ini saya tinggal dan hidup di Bandung (meskipun Bandung coret), namun saya tidak lahir dan menghabiskan masa kanak-kanak saya di kota dengan julukan kota kreatif ini. Saya lahir dan menghabiskan masa kanak-kanak saya disebuah kabupaten kecil di Jawa Barat bernama Majalengka. Ada hal-hal yang mesti dilupakan atau “terpaksa dilupakan” dengan alasan move on, dalam konteks percintaan ala remaja yang dipenuhi drama, karma, dan melankolia. Melupakan kenangan yang seindah apapun itu pada akhirnya akan menjadi paradoks yang membingungkan, antara manis getir cerita cinta yang satir terasa ketika sampai pada kalimat “kita putus”. Tapi tidak dengan kenangan masa kecil. Masa dimana ketika mengingatnya tidak akan berlanjut pada bergelas-gelas bir atau berbungkus-bungkus rokok karena *ehm* galau. Karena jauh sebelum fase melankolia yang banyak menguras waktu, hati, dan pikiran, ada fase dimana hidup adalah tentang bermain dan tertawa tanpa pretensi dan ekspektasi apapun. Ketika tiap harinya adalah tentang ngumpulin kartu Dragon Ballz, balap Tamiya, main petasan, atau main sepak bola dengan beberapa teman kecil yang menyenangkan. Fase itulah yang sebaiknya tidak dilupakan laiknya ketika berusaha melupakan si mantan pacar yang... ah sudahlah. Ditahun 2015 ini saya kembali dipertemukan dengan teman kecil saya sewaktu saya masih di Majalengka. Terpisah sekian belas tahun dan bertemu ditahun ini adalah salah satu momen terbaik ditahun 2015.
SLASHER & 133 CIGONDEWAH
Menuliskan tentang apa yang saya lewati ditahun 2015 ini tanpa menyertakan nama Slasher dan 133 Cigondewah adalah sebuah kesalahan. Bagaimana tidak? Sepanjang tahun 2015 ini waktu saya banyak dihabiskan ditempat ini. Sebuah rumah yang disulap menjadi toko pakaian dan ruang publik, yang menjadi tempat saya bekerja setiap harinya.
Sebelumnya saya bekerja freelance menjadi penulis untuk sebuah surat kabar di Bandung. Kadang-kadang menulis pesanan juga, atau dititik yang paling “unik” saya bekerja freelance sebagai ghost writer. Cukup menyenangkan namun sayangnya tidak selalu bisa jadi pegangan. Sampai akhirnya takdir menghendaki saya bekerja di Slasher sampai hari ini.
Ada banyak yang saya dapat selama saya bekerja ditempat ini. Bertemu dan berkenalan dengan teman-teman hebat, menyenangkan, dan yang paling saya sukai adalah kreatifitas saya diasah disini. Saya mungkin bukan orang yang kreatif karena jujur saya orang yang cenderung pasif. Mungkin ada banyak yang ingin saya kemukakan soal ide-ide yang ingin saya muntahkan, tapi saya selalu ragu dan ga punya wadah juga sih pada intinya. Nah di Slasher ini saya bisa dapatkan wadah itu. Sederhananya saya menemukan kemampuan saya yang lain, yang saya dapat ditempat ini. Memang belum cukup membanggakan secara pencapaian, tapi setidaknya bagi saya itu hal yang menyenangkan. Semacam menantang diri sendiri lah. Contoh kecilnya ketika saya ikutan pameran gambar ditempat ini. Saya tidak bisa menggambar dan memang pas ngegambar juga ga bagus-bagus amat. Tapi itu menjadi hal yang menyenangkan untuk saya. Pola kreatifitas yang saya dapat ditempat ini sangat menyenangkan. Maka tidak berlebihan jika saya bilang saya merasa beruntung dan berterima kasih sudah menjadi bagian dari keluarga besar Slasher dan 133 Cigondewah.
Walaupun ini sebenarnya akan menjadi cukup emosionil bagi saya, mengingat Slasher yang saya tempati ketika menulis postingan ini tidak lagi sama ketika pertama kali saya menginjakan kaki ditempat ini. Ada satu hal yang membuat ini jadi emosionil. Dulu ada momen dimana Tuan muda (tuan rumah yang punya slasher) mengadakan pesta pernikahannya. Semua orang berkumpul dan bersenang-senang ditempat ini, termasuk saya sama pacar (eh mantan) saya. Saya merasa beruntung bisa ada bersama mereka. Namun yang terjadi sekarang baik mereka (teman-teman di slasher) maupun si pacar (baca : mantan) satu persatu pergi. Jujur ini hal yang saya takuti dari dulu, dan ketakutan itu sayangnya harus terjadi. Tapi ya balik lagi ke lagu whatever will be will be lah ya. Doa yang terbaik untuk mereka semua.
Ya gitu aja paling, udah ga bener nih nulisnya pas nulis paragraf terakhir. Karena ini ga bisa diterusin jadi saya tutup saja dengan kalimat terima kasih sekali lagi untuk waktu, pengalaman, pelajaran yang berharga disepanjang tahun ini. Semoga kita dipertemukan diwaktu dan keadaan yang lebih baik dari ini. Godspeed
Cigondewah, 31 desember 2015
LIPUTAN
KONSER MOCCA
KONSER DE TOHTOR
STEREO BRIGHT
SUMMER AND RAIN
KONSER BANDA NEIRA
AXE BLACKLAB TOUR
KONSER ELEMENTAL GAZE
FOCAL POINT
RILIS ALBUM FLUKEMINIMIX
KONSER EFEK RUMAH KACA
PERTEMUAN DENGAN TEMAN KECIL
BAND
KEMBALINYA TAMANKOTA
RECORDING LAGU GALAXY TREE
SLASHER & 133 CGNDWH
SKENA DAN PENGARSIPAN
INVASI BARBARS
BUKA BERSAMA SLASHER
PAMERAN KANDANG KOBOY
PEKAN RAYA AGUSTUS
NIKAHAN TUAN MUDA
RIPSTORE X SLASHER
KONSER MOCCA
KONSER DE TOHTOR
STEREO BRIGHT
SUMMER AND RAIN
KONSER BANDA NEIRA
AXE BLACKLAB TOUR
KONSER ELEMENTAL GAZE
FOCAL POINT
RILIS ALBUM FLUKEMINIMIX
KONSER EFEK RUMAH KACA
PERTEMUAN DENGAN TEMAN KECIL
BAND
KEMBALINYA TAMANKOTA
RECORDING LAGU GALAXY TREE
SLASHER & 133 CGNDWH
SKENA DAN PENGARSIPAN
INVASI BARBARS
BUKA BERSAMA SLASHER
PAMERAN KANDANG KOBOY
PEKAN RAYA AGUSTUS
NIKAHAN TUAN MUDA
RIPSTORE X SLASHER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar