Kamis, 14 Juni 2018

SAHUR NIKMAT ON THE ROAD 2018, BANDUNG

Sahur Nikmat On The Road hadir di kota kedua, Bandung, setelah sebelumnya menebar keseruan di Purwakarta. Gelaran yang sudah memasuki tahun ketiganya ini, seperti punya magnet yang mendatangkan kerinduan tiap tahunnya, baik itu bagi para coklatfriends, atau bagi para pengisi acaranya itu sendiri. Band-band seperti Burgerkill atau Rosemary, yang notabene nya berasal dari Bandung ini, seakan pulang kampung, setelah sehari sebelumnya mereka tampil di Purwakarta. Dan kali ini, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, atau dikenal juga dengan nama Monumen Juang Bandung (Monju), menjadi tempat berkumpulnya mereka bersama para penggemarnya, dalam suasana keakraban, lewat penampilan akustik, juga beberapa kejutan menarik di SNOTR Bandung ini.
Ibarat  semangkok sop buah, yang di dalamnya berisikan berbagai macam jenis buah, yang berbeda-beda, namun bersama-sama dalam satu mangkok, dengan warna dan karakter rasa yang khas. Pun begitu dengan gelaran ini, dimana SNOTR 2018 ini tidak hanya meyajikan musik sebagai menu utamanya, namun banyak hal lainnya juga, yang kesemuanya penting dan menjadi poin menarik. Seperti halnya di awal acara, sebelum para talent ini tampil, beberapa orang diantaranya, seperti Gebeg, Abah Andris, band Rosemary, Ayushi, dan tim dari DCDC melakukan social invesment ke dua mesjid di sekitaran venue, Mesjid Hidaytullah dan Mesjid Al-Mu’min. Sampai sekira pukul 4 sore, para “guitar hero”, seperti Balum, Agung “Hellfrog”, Gan Gan, dan Hin Hin “akew”, dari AGC Music School, dengan skill musik bak dewa nya itu, sudah siap menghajar panggung, lengkap dengan ragam interpretasi dari keempatnya, mempresentasikan gaya dan teknik mereka dalam bermusik, khususnya dalam bermain gitar.

Jika para “guitar hero” dari AGC tampil dengan kemampuan musiknya yang membuat penonton menganga karena kagum dengan skill bak dewanya itu, maka penampil berikutnya, SNOTR Project, yang terdiri dari dua drummer andalan Bandung, Gebeg (Taring, Powerpunk), dan Abah Andris (Nectura), serta seorang DJ paling diperhitungkan diranah musik bawah tanah Bandung, E-One Cronic, berhasil menampilkan tontonan yang menghibur dengan “parodi” musik dari ketiganya. Hal ini begitu menarik perhatian, terlebih ketika mereka menghadirkan gimmick unik di atas panggung, seperti saat Gebeg  freestyle ngerap, ataupun saat Gebeg dan Abah Andris menirukan bunyi-bunyian scratch dari DJ E, yang kemudian diaplikasikan dalam permainan drum mereka. Ditambah dengan beberapa celotehan khas urang sunda yang suka bercanda, penampilan SNOTR Project ini makin pecah, dan menghasilkan LPM (Laugh Per-Minute) yang besar.

Tidak hanya menarik dari sajian musiknya saja, SNOTR Bandung juga banyak menyajikan pilihan menarik, dari mulai arena Game Of Skate, dengan game-game menarik yang dipandu oleh para personil Rosemary, yang kadung identik dengan olahraga extreme ini, juga Midnight Market, dengan semua produk ciamiknya, yang menjadi pilihan tepat untuk berbelanja “baju bedug”, dari mulai produk dari Eastern Wolves, Anti-Class, Riotic, Cronic, Hellfrog, dan masih banyak lagi, yang makin lengkap dengan beberapa merchandise band-band keren, dengan semua image yang melekat secara khas, dan tentunya bisa menjadi fashion statement bagi orang yang memakainya.

Selain itu, bulan Ramadhan tanpa hidangan yang bisa “menggoyang lidah” mungkin akan terasa hambar, dan untungnya hal itu tidak terjadi di gelaran SNOTR Bandung ini. Orang-orang yang berpuasa bisa memadamkan kelaparannya saat berbuka, dengan beberapa pilihan menu di beberapa Food Truck disekitar area dekat panggung SNOTR Project. Ragam pilihan menu bisa memulihkan kembali energi yang mungkin mulai menipis setelah berolahraga sore di area Game Of Skate, atau kelelahan usai menaklukan sang algojo, Aries “Kaluman” Rafly, dalam permainan The Hammer Games. Kemudian, hal yang menjadi poin menarik di gelaran SNOTR Bandung ini juga, dengan adanya booth DCDC Radio, yang merupakan platform terbaru dari DCDC, dengan mengusung Indie music with Attitude. Dan bertambah menarik dengan perbincangan seru dari beberapa pengisi acara di SNOTR Bandung, dengan dua host kece, Addy Gembel dan Tubagus Akmal.

Memasuki waktu berbuka Burgerkill siap “menghajar” panggung dengan lagu-lagunya. Meskipun tampil dengan format akustik, tidak membuat “kegarangan” mereka menghilang, karena sejatinya distorsi adalah urusan teknis belaka, dan jauh dibalik itu para personil Burgerkill ini menyimpan monster dalam dirinya, yang baru akan keluar saat mereka tampil membawakan lagu-lagunya di atas panggung. Tampil dengan empat lagu andalannya, Burgerkill selalu bisa menghadirkan karaoke masal lewat lagu masterpiece nya, “Tiga Titik Hitam”, yang makin lengkap dengan sebuah lagu cover dari Iwan Fals, “Air Mata Api”, yang juga berhasil melahirkan karaoke masal dari para begundal yang datang.

Semakin malam, kemeriahan SNOTR Bandung makin menjadi-jadi, terlebih dengan penampilan dari Ipang Lazuardi, dengan semua kematangan dia sebagai seorang vokalis, yang diperhitungkan, dari zamannya band Plastik sampai BIP, dimana keduanya merupakan band-band besar yang dimiliki negeri ini. Sukses sebagai seorang vokalis band, Ipang juga membuktikannya secara solo, dimana lagu-lagunya banyak disukai, dan dirasa punya kedalaman makna yang melahirkan chemistry yang dalam dengan pendengarnya. Terbukti saat dia menyanyikan lagu “sejuta umat” nya berjudul “Ada Yang Hilang”, berhasil membuat pecah suasana, dengan hamparan karaoke masal dari penggemarnya. Uniknya, saat lagu ini dibawakan Ipang mengundang seorang penonton naik ke atas panggung, untuk menyanyikan lagu tersebut, namun dalam versi bahasa sunda. Hal ini makin membuat pecah suasana, dan credit lebih untuk Ipang, dengan semua pembawaan dan kematangan dia di atas panggung.


W.A.R.S, basis penggemar Rosemary yang cukup militan akhirnya bisa bernafas lega ketika idolanya mulai naik ke atas panggung, dan menjadi konduktor atas koor masal yang lahir dari para penggemar skatepunk ini. dua frontman band ini, Indra Gatot dan Inkmary mampu mengajak penggemarnya ada dalam persamaan, ditengah perbedaan latar belakang mereka, dan ini terlihat dari beberapa spanduk yang mereka bawa, dengan identitas daerah asal mereka. Sampai akhirnya suasana makin pecah saat semua pengisi acara, seperti Burgerkill, SNOTR Project, para gitaris dari AGC Music School, dan Ipang Lazuardi, ikut menyanyikan lagu “Punk Rock Show”, di akhir penampilan Rosemary. Tata lampu panggung, dan ornamen-ornamen yang mendukung kemeriahan gelaran ini, mendapati klimaksnya di lagu Rosemary tersebut, ketika semuanya bernyanyi bersama, lengkap dengan freestyle rap dari Gebeg. Memorable.

Tak sampai disana saja, karena setelahnya para pengisi acara, ditantang untuk adu masak, dengan menu rahasia, yang baru diketahui setelah para peserta mengambil bahan-bahan masakannya. Ada dua menu masakan yang dilombakan, yakni Mie Goreng dan Nasi Goreng. Suasana lomba makin meriah dengan kehadiran juri tamu yang tidak diduga sebelumnya, yakni Eka Rock, basis dari band Superman Is Dead. Kehadiran Eka ditengah acara, membuatnya didaulat jadi juri dadakan, dan ditodong begitu saja. Ini jadi hal yang unik, dimana para musisi yang biasa memegang gitar, kali ini memegang pisau dapur, yang biasa memegang stik drum, kali ini memegang penggorengan. Dan dengan selesainya acara masak-memasak ini, gelaran SNOTR Bandung pun selesai, hingga akhirnya ditutup sesi foto bersama para pengisi acara, crew, dan semua orang yang terlibat dalam gelaran ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar