Kamis, 02 September 2010

Ini ini lah yang membentuk saya dalam bermusik

Hanson



Hanson? Kenapa harus mereka, saya juga ga tau kenapa. Tapi yang jelas awal kehadiran mereka di dunia musik sangat menarik perhatian saya. Waktu itu saya masih SD kelas 3 yang terpesona dengan munculnya video klip ‘Mmbop’ di MTV. Sangat menarik karena para personilnya masih kecil, ditambah di video klip itu mereka tampil aktraktif dengan instrument yang mereka mainkan. Berkat video klip itulah itu yang pada akhirnya membuat saya berkata jika cita-cita saya nanti mau jadi anak band.
   
The Moffats


Sama dengan Hanson, The Moffats juga melakukan hal yang sama, yakni bermain musik dengan fun, yang membuat raket badminton di kamar, saya ubah menjadi gitar untuk menirukan mereka bermain dengan lagunya ‘i miss u like crazy’. Memang kalo didengerin lagi sekarang, lagu mereka akan terdengar ngga banget, karena musik yang saya denger juga udah beragam, dan banyak yang lebih bagus. Tapi tetap saja buat saya mereka menginspirasi, karena mereka adalah alasan kenapa saya ingin terlibat di dunia musik sebagai ‘anak band’ seperti sekarang.

Blink 182


Setelah masa Hanson dan The Moffats itu selesai, saya diperkenalkan dengan band punk asal san diego bernama Blink 182. Saya sangat tertarik dengan irama cepat yang mereka suguhkan itu terasa energik dan bersemangat. Sangat mencerminkan diri saya, yang pada waktu itu adalah masa dimana saya harus terlihat agak sedikit nakal dan brutal agar terlihat keren dimata orang lain. Dan Blink 182 sukses mempengaruhi saya secara musikalitas dan personal.

Nirvana


Seorang tetangga dekat rumah saya memberikan saya sebuah VCD live concert Nirvana, trus dia bilang begini nih “ieu tah tingali, keren, brutal, wah keren lah pokona mah" (ini nih liat keren, brutal, wah keren lah pokonya). Dan ternyata benar saja. Aksi panggung dari para personilnya, terutama sang frontman Kurt Cobain yang melakukan aksi hancur-hancurin gitar itu brutal banget, pikir saya waktu itu. Sama seperti Blink 182 tadi, saya merasa terwakili dengan musik yang mereka mainkan. Kasar, berisik, brutal, ngerock banget.

Sondre Lerche



Masuk SMA selera bermusik saya berubah total, dari yang berbau punk dan grunge menjadi sedikit jazzy sampai musik yang aneh dan absurd. Saya mulai dengan mendengarkan lagu-lagunya Sondre Lerche. Waktu itu pertama kali liat Sondre Lerche pas video klip nya yang berjudul ‘two way monologue’, lagunya sangat catchy dan trus aja 'stuck in my head'. Sejak saat itulah saya mulai hunting segala sesuatu yang berbau Sondre Lerche, yang hampir keseluruhan albumnya bisa dikatakan luar biasa, karena Sondre bisa memasukan semua unsur musik apapun ke dalam lagunya.


Radiohead



Lalu satu lagi band yang menarik perhatian saya. Band yang sebenarnya sudah lama melintang di dunia music. Cuma saya baru menyukai pas SMA. Sebuah band dari inggris yang menamakan band nya ‘radiohead’. Sebuah band paling jenius yang pernah ada. Sang frontman Thom yorke seperti ‘sakit’ dengan caranya bernyanyi dan membuat lagu. Sangat menginspirasi, karena lagu yang dihasilkan merupakan karya masterpiece semua. Ga ada satupun yang terdengar biasa saja. Sayang saya cuma punya 4 jempol, kalo saya punya satu juta jempol mungkin saya kasih ke radiohead semua.

Indie Lokal

Pure Saturday

Mocca


Lepas SMA, saya lebih intens dengerin lagu band-band indie lokal seperti Mocca, Pure Saturday, Efek Rumah Kaca, dan band-band lokal lainnya. Karena saya merasa perlu mensupport semua pergerakan musik indie yang ada. Dan mereka kualitasnya tidak kalah bagus dari band-band luar negeri, dan bahkan banyak dari mereka yang sudah menjadi langganan manggung di luar negeri.

Dan untuk semua musisi yang saya sebutkan tadi, terima kasih sudah banyak menginspirasi saya dalam bermusik, dan akhirnya membuat saya memutuskan pilihan jika menjadi musisi adalah hal yang paling saya inginkan dalam hidup ini. Yeah \m/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar