Jumat, 25 November 2011

SELOW VS SELEBOR (Edisi duel maut part 2)

Ini adalah seri ke 2 dari #edisiduelmaut yang saya tulis.

Bahasan kali ini juga sebenarnya masih seputaran musisi DIY yang memainkan bedroom musik seperti di tulisan sebelumnya (baca : edisi duel maut part 1). Karena ngga tau kenapa pembahasan tentang spirit bermusik tentang nilai-nilai kesederhanaan nan jujur dan punya isi itu selalu membuat saya tertarik untuk membahasnya. Tapi tidak melulu soal DIY saja sebenarnya. Kali ini saya mencoba memberikan gambaran lain dari 2 musisi yang bertolak belakang secara karakter yang ingin ditampilkan musiknya. Ada nama Adhitya Sofyan sebagai musisi yang mewakili sisi SELOW, dan ada Sir Dandy yang mewakili sisi SELEBOR. Meskipun keduanya sama-sama menyuguhkan bedroom musik, tapi ciri dari keduanya sangatlah berbeda, dan punya kekhasan masing-masing.

1. Adhitya Sofyan (SELOW) 


Adalah seorang yang tidak terlalu percaya diri dengan gitarnya untuk mendapakan pujaan hatinya, seperti dalam lagunya ‘Memilihmu’. Dia mewakili kesederhanaan yang tentu saja tidak ada hubungannya dengan rumah makan sederhana yang meskipun sederhana tapi gede (aneh kan?). Tapi kesederhanaan dia itu adalah cara dia membalut musik manis yang mengalun dengan amunisi suaranya yang meneduhkan. Mengkombinasikan musik manis tadi dengan lyric yang dibuat manis, sedikit dramatis tapi masih dalam porsi yang pas dan sopan (naon deui sopan/ anda sopan kami segan.!! hehe).

Dia seperti cerminan siapapun ketika ada dalam suatu momen sendiri di kamar, bermain gitar, bernyanyi, dan rintik hujan yang kemudian membawa kita dalam lamunan beberapa tahun ke belakang tentang pujaan hati yang sudah menjadi milik orang lain, ataupun hal dramatis lainnya yang kemudian tertuang dalam sebuah lagu yang tanpa sadar tercipta begitu saja.

Lagu yang pastinya mewakili isi dari hati dan terdengar luar biasa walaupun tanpa bantuan aransemen Addie Ms ataupun Erwin Gutawa. Hanya dengan bantuan gitar saja lagunya terasa begitu hidup, karena lagunya itu mewaikili isi hati dan nada-nada yang menyiratkan sebuah ketulusan dari sebuah rasa yang ah udahlah so sweet pokoknya. Hahaha geli sendiri saya dengan tulisan sendiri, kenapa bisa pake kalimat se so sweet ini ya? Menggaris bawahi pujaan hati yang sudah menjadi milik orang lain. Dramatis sih sebenernya, tapi dibalut dengan musik yang manis lumayanlah menyembuhkan luka hati yang tersayat karena payah dalam hal materi/uang, yang membuat pujaan hati itu akhirnya pergi ( lah malah curhat :p ).

Balik ke Adhitya sofyan.

Jadi dia adalah musisi yang paling bisa diharapkan akan ekspektasi orang tentang musik yang jujur itu seperti apa. Musik yang pada akhirnya musiknya itu sendiri adalah sebagai soundtrack disetiap cerita yang ia tulis ke dalam bentuk lagu. Bisa berwujud perpaduan syair romantis yang dikemas manis tanpa harus terlihat lebay dan lepas dari jebakan roman picisan kelas kambing. Karena pada dasarnya dia hanya bercerita yang kemudian dilagukan.

2. Sir Dandy (SELEBOR)


Pernah punya bayangan seorang Bastard tapi fun? Mungkin Sir Dandy ini adalah orang yang paling pas memerankan tokoh itu. Seorang musisi yang keterlaluan minim skill bermusiknya, tapi sialnya bisa menyajikan beberapa lagu yang bisa stuck in my head, dan anehnya bisa sangat saya suka.

Seorang yang sangat seleboran dalam arti sebenarnya dalam bermusik. Bisa-bisanya dia bernyanyi dengan se-enaknya dia, tanpa tau apakah vocal dan kunci gitarnya itu masuk apa ngga. Dia bisa bernyanyi tentang apa saja. Bisa bercerita tentang temannya yang jago maen gitar, tentang Chris John, tentang kenginan dia beli gitar baru, atau apapun yang sebenarnya ‘garila’, nihil sih, tapi ya dia cuma pengen cerita aja lewat lagu yang selebor itu.

Nilai lebihnya menurut saya bukan di ‘bodor’-nya saja. Saya tahu persis jika dia punya nilai lebih dari itu. Pernah mempopulerkan “skill is dead let’s rockin” bersama band-nya ‘Teenage Death Star’ untuk kemudian dia terjemahkan lagi ke dalam album solonya yang diberi judul lesson #1 ini, yang dimana masih menampilkan spirit yang sama dengan band-nya TDS. Dia masih terlihat ngasal, kasar, dan ngerock meskipun tanpa distorsi gitar yang dia mainkan.

Dia mewakili seorang yang benyanyi dalam sebuah tongkrongan dan keakraban dalam suatu momen bercanda dengan sahabat atau hal yang memorabel lainnya. Lagunya mewakili suasana santai dan membawa kita sejenak melupakan masalah dan rutinitas yang menjemukan itu. Karena siapa yang tidak akan tertawa ketika mendengar lagunya yang berjudul ‘Ode to Antruefunk part II’ yang dia tujukan untuk temannya yang jago maen gitar itu. Di bait pertamanya saja dia sudah sukses membuat tertawa dengan lyric ‘ anto.. antooo… kalo pipis minta di temenin pacar.. ih anto ih..’ hahaha.

Ya itu tadi, dimana nilai sebenarnya pada lagu-lagu Sir Dandy itu adalah ketika dia bisa meyajikan sebuah atmosfir sebuah suasana santai dalam lagunya. Karena mungkin kita pernah ada di situasi jenuh, sesuatu yang terlalu serius, hidup yang serius, pekerjaan yang serius, atau apapun yang pada akhirnya menghilangkan nilai fun di hidup kita. Sir Dandy ini seakan mengajak kita beristirahat dari hal-hal menjemukan itu dan ber-senda gurau dengan musiknya. Momen dimana kita perlu juga menertawakan ironi, dan buat saya itu punya nilai.

Rangkuman kedua musisi tadi adalah tentang bagaimana cara mereka bercerita lewat lagu dan menyajikannya dengan karakter masing-masing. Ada yang mewakili sisi SELOW dan ada juga yang mewakili sisi SELEBOR. Persamaan keduanya adalah mereka jujur. Dengan Adhitya Sofyan yang tidak berusaha menjadi terkesan ‘bastard’ seperti Sir Dandy, dan Sir Dandy yang tidak berusaha untuk menjadi romantis seperti Adhitya Sofyan.

Yang pasti keduanya bisa menjadi pilihan musik seperti apa yang ingin kita dengar dan dan bisa mereprentasikan dari diri kita. Apa kita punya sisi SELOW-nya Adhitya Sofyan atau sisi SELEBOR-nya Sir Dandy. Kembali lagi itu adalah selera masing-masing. Yang jelas keduanya bagus menurut saya.

Dimuat juga di MusicBandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar