Senin, 30 Januari 2012

24 Karat Dalam Hidup

ehm cek mic.. 1 2 1 2 3.

Baiklah kita mulai saja catatan maha penting ini.

Sebelumnya karena sudah menjadi kebiasaan menulis dengan di iringi lagu, maka ijinkan saya untuk memutar 2 album dari Blue boy sebagai pengantar saya menulis.

#nowplaying Blue boy – unisex to bank of england album

Jadi jadi ceritanya hari ini atau tepat 24 tahun yang lalu di tanggal yang sama adalah menjadi hari kelahiran saya di dunia yang apa banget ini. Ulang tahun? Nah itu yang sering orang sebut tentang hari kelahirannya. Kalo saya sih ga suka menyebut ini sebagai hari ulang tahun. Karena apa? Karena tahunnya aja kan berbeda dan apa yang di ulang? lalu apa yang di alami di tahun sebelumnya tidak mungkin terulang di tahun ini. Kecuali satu hal, jika Setiap tahunnya saya selalu mengulangi doa saya untuk bisa jadi orang apatis se apatis apatisnya dalam hal cerita picisan dan drama dan dunia dan permainannya. Terlalu banyak dan ya?

Intinya sih. Hal yang selalu saya coba setiap tahunnya sebagai seorang manusia adalah untuk menjadi seorang yang simple dan santai. tapi sialnya sifat jelek saya itu adalah saya selalu terbebani akan sebuah ekspektasi orang tentang saya, siapa saya, akan hal yang kiranya pantas saya lakukan, hasilkan sebagai makhluk sosial. Saya benci menjadi apa yang orang lain inginkan, walaupun sampai saat ini diri ini masih belum terlalu apatis untuk tidak menuruti apa yang ibu saya inginkan. Sialan dia satu-satunya orang yang tidak ingin saya bantah lagi setelah masa-masa sekolah yang di habiskan untuk buat dia nangis

Harapannya dia sih saya bisa mapan, bisa berpikir normal kaya orang kebanyakan, dan yang di garis bawahi adalah jika seni adalah hobi saja. Tapi bagaimana mungkin membaca saja aku sulit. eh bukan bukan itu. Bagaimana mungkin jika kecintaan saya untuk menulis, bermusik, dan sedikit menggambar hanya saya jadikan sesuatu yang sifatnya main-main. I wanna do it something with art. Sesuatu yang pada akhirnya menghindarkan siapapun untuk emosian, rusuh, atau apapun yang bisa di gantikan dengan fokus berkarya tentang suatu keindahan. Art is all about beauty I think.

Intinya? Masih nanyain intinya? OMG MSG. I wanna be myself gituh kaka. Saya yakin akan pilihan saya. Walaupun logika apapun menolak ke ‘keukeuhan ini’. Duit. itu sih, Sialan nih duit selalu saja jadi ganjalan akan sebuah kemurnian jalinan kasih antara saya dan lagu yang saya nyanyikan, tulisan yang saya buat, gambar yang saya persembahkan lewat garis mencong mencong itu. ITU HARUS NGEHASILIN DUIT. Ah sialan (lagi)hafal banget sama kalimat itu.

Makanya seiring dengan itu sayapun pernah menjadi kebanyakan. Ya bekerja, jadi pegawai, jadi orang bawahan, di cerca di hina akan ketidakberdayaan akan sebuah realita yang huft gw cebel nih indah ini. Pernah? Berarti sekarang udah ngga? Embeeer. Sekarang masih memperjuangkan ke ‘keukeuhan’ ini. Ke ‘keukeuhan’ akan pekerjaan yang emang saya suka dan ingin melakukannya.

Jadi jadi jadi. Kalaupun boleh meminta di umur ke 24 ini. Saya hanya ingin meminta agar semua hal yang berhubungan dengan kerjaan, passion, dan si sialan duit itu bisa berjalan beriringan membantu saya menuju kehidupan yang lebih baik, layak dan mapan dalam sudut pandang ibu saya, biar dia tenang. Ibarat karat dalam emas (perhiasan) 24 ini pastilah mahal harganya. Dan di sambungkan atau di sambung-sambungkan (sengaja di sambungkan)dengan Umur saya di 24 ini, lumayan sudah banyak melewati berbagai hikmah dan intisari dalam hidup yang mestinya bisa saya cerna dan kaji lebih dalam untuk kemudian saya karyakan dalam bentuk seni yang kata ibu saya harus ngehasilin duit itu (dan harusnya mahal).

Terakhir saya selayaknya manusia yang bertuhan. Ingin mengucapkan terima kasih atas diberikannya kesempatan sampai hari ini, sampai menginjak di usia ke 24 ini. Semoga saya lebih mengurangi mengeluh dan memperbanyak bersyukur.

Bandung, 30 januari 2012 (yang katanya mau kiamat ini)

#nowplaying Blue boy – the joy of living



Tidak ada komentar:

Posting Komentar