Kamis, 19 Desember 2013

KARMA YANG BAIK

Apa yang pertama terlintas di pikiran kita jika mendengar kata karma? Mungkin kebanyakan dari kita berpikir jika kata karma hanya sebatas dengan artian sebuah pembalasan dari sesuatu yang buruk saja. Padahal sebenarnya tidak juga, karena karma juga bisa berartian baik sebagai pembalasan suatu kebaikan yang dilakukan. Seperti hal lainnya yang selalu mempunyai sinonim antonim sebuah kata dari hal apapun secara harafiahnya, maka karma juga seperti itu. Meskipun konteksnya masih sama-sama berasal dari hukum sebab akibat, dengan sebuah perumpamaan “apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai”.

Sejatinya kita tidak bisa terlepas dari semua hukum sebab akibat. Jika seseorang pernah memukul, maka di lain hari dia yang akan dipukul, jika seseorang menyakiti, maka di lain hari dia yang akan disakiti, juga termasuk ketika dia memberi bantuan, maka di lain hari dia yang akan dibantu. Secara hukum sebab akibat akan seperti itu. Maka dari itu surga dan neraka itu ada, ketika setiap tempat dihuni oleh orang yang pantas menghuninya. Atau jika tidak harus seserius itu mengartikannya dalam konteks keyakinan beragama, ini bisa diartikan dengan segala sesuatu pasti akan setimpal dengan apa yang diperbuat. Kita tidak bisa lari dari sebuah ketentuan hukum sebab akibat, karena adanya itu sendiri adalah sebagai sebuah introspeksi untuk kita agar kita mengkaji apa yang telah kita lakukan sebelumnya, sampai kemudian kita merasa ditampar atau justru diberi kesenangan oleh itu.

Jika sebuah keburukan bisa dibalas setimpal dengan apa yang diperbuat, maka kebaikan juga akan dibalas dengan hal yang setimpal. Kita mungkin pernah ada disituasi ketika kita ada dalam perjalanan di dalam bus, namun ternyata dompet kita ketinggalan dan kita tidak bisa bayar ongkos bus. Dengan karma yang baik itu, tanpa kita duga sebelumnya, kita bertemu dengan orang yang kita kenal di bus yang sama, yang akhirnya orang itulah yang membayar ongkosnya, dan itu semua terjadi bukan tanpa sebab. Tidak ada satupun yang terjadi tanpa sebab dan tak beralasan. Semua terjadi karena hukum sebab akibat/karma tersebut, serta alasan yang kuat, sampai kemudian sesuatu itu bisa terjadi.

Untuk sebuah karma yang membalas keburukan yang telah diperbuat sebelumnya, maka ketika kita berhadapan dengan karma itu, kita perlu membenahi apa yang telah dilakukan sebelumnya, sampai kita mendapat hal yang kurang menyenangkan untuk kita terima. Namun dalam konteks karma yang baik, dengan karma itu kita diajarkan untuk tahu jika tidak ada ruginya berbuat baik, karena suatu hari kebaikan itu akan dibalas. Tapi walau begitu jangan menjadi pamrih juga dengan mengharap karma yang baik itu datang. Karena sebenarnya tanpa kita minta pun, sesuatu yang baik itu akan datang jika kita pantas menerima kebaikan itu. Jadi pantaskan diri saja dulu, sampai akhirnya kita pantas mendapat kebaikan yang datang pada kita.

Dengan segala kerendahan hati dan tanpa bermaksud menggurui, ketika tulisan ini beralih kepada sebuah pemahaman yang saya percaya tentang suatu pembalasan, maka secara artiannya menjadi seperti karma itu bekerja agar kita belajar sesuatu darinya. Belajar dari waktu yang kita pakai untuk apa. Apakah waktu yang kita punya dibuang begitu saja dengan menyakiti orang lain, atau waktu itu dipakai sebaik mungkin dengan membuat orang lain bahagia.

Karena kita tahu waktu tidak akan pernah bisa diulang, dan kita tidak akan pernah tahu apa yang kita punya sebelum kita kehilangan itu, maka tidak ada yang lebih baik dari cara kita menghargai waktu dengan kita menghargai orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai kita terlambat menyadari betapa waktu dan orang-orang di sekitar itu punya peranan penting dan berharga, yang sebaiknya tidak kita sia-siakan. Jangan menunggu karma itu datang sampai kita baru menyadari sebuah kesalahan dan diingatkan oleh karma yang datang dengan kurang menyenangkan.

Selalu ada akibat dari apa yang diperbuat. Namun juga selalu ada perenungan dan pembelajaran, ketika apa yang didapat begitu menyentak diri yang kemudian malu dengan kesalahan yang diperbuat. Semoga sih masih bisa ambil pelajaran dari semua kesalahan. Pun begitu dengan saya yang banyak salah ini. Dengan karma baik dan buruk yang pada akhirnya menyentak kita akan hal itu, setidaknya kita tahu apa yang sebaiknya kita lakukan dan mana yang tidak. Atau ketika kita ada dalam satu kondisi yang tidak terlalu menyenangkan dan terasa berat untuk kita jalani, pada akhirnya tidak ada yang harus ditakutkan dari hari-hari terburuk sekalipun, karena setelahnya hari-hari akan berjalan baik-baik saja. Berbuat baik saja. Toh karma baik itu memang ada.

"In the end the love you take is equal to the love you make" - The Beatles.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar