Rabu, 03 Januari 2018

BEST OF 2017

Seperti halnya kamera yang bisa menangkap momen, dan membekukan waktu lewat tata cahaya yang terurai dengan warna-warni semesta, bersama dengan semburat senyum manusia dalam bingkai lensanya. Menulis juga memerankan peranan yang sama, ketika kata-kata yang bercerita membungkus sebuah romantisme, untuk bertahun-tahun kedepan kala membacanya kembali. Waktu seakan berhenti ketika huruf demi huruf dilafalkan menjadi sebuah kata, sampai kemudian jadi kalimat tentang sebuah kenangan masa lampau.

Lebih kurang 365 hari di 2017 sederet momen tercipta, dan menjadi alasan kenapa akhirnya saya menulis ini. Sebuah rangkuman tentang hal-hal baik yang terjadi di 2017, bersama orang-orang terkasih. Tentang sebuah kemurahan hati Tuhan saya, yang memberikan saya kebahagiaan, atas doa-doa yang satu-persatu terwujud. Tentang harapan-harapan yang satu-persatu menjadi kenyataan. Tentang sebuah romansa agar saya mampu berucap syukur atas semua yang terjadi, ketika setiap harinya adalah hadiah dariNya.

Mengakhiri 2016 dengan sebuah ujian, ketika saya dihadapkan pada situasi yang kurang menyenangkan, jatuh, lalu bangkit kembali dipertengahan 2017, dengan kehangatan keluarga dan teman-teman terbaik yang saya dapatkan. Tidak ada yang lebih indah dari sebuah pemahaman jika hidup harusnya disyukuri, bagaimanapun siklus itu berjalan. Sampai akhirnya pemahaman itu melahirkan momen-momen menyenangkan disepanjang 2017 ini.  

Seperti misalnya ketika saya dipercaya menjadi pembicara di sebuah seminar jurnalistik, pada bulan April 2017. Ini menjadi pengalaman pertama saya berbicara dihadapan banyak orang, tentang sesuatu yang saya senangi, yakni menulis (tepatnya menulis artikel tentang musik). Bisa berbagi pengalaman, dan sedikit pengetahuan saya tentang menulis artikel itu hal yang menyenangkan dan memorable.
Libur lebaran, untuk pertama kalinya setelah Papa saya meninggal, saya merasakan kembali liburan bersama keluarga. Mungkin sekitar tujuh tahun keluarga saya jarang sekali pergi liburan, atau sekedar makan di luar rumah. Karena biasanya Papa yang ngajak pergi liburan, jadi ketika beliau “pergi”, kebiasaan libur juga menjadi hilang, dan setiap tahunnya flat aja tanpa liburan.
Libur lebaran
Kemping di Rancaupas ini jadi poin penting si istri kembali lagi di hidupku. Aw getek 
Setidaknya ada tiga hal besar yang terjadi di tahun 2017 ini. Selain pengalaman menjadi pembicara yang menyenangkan tadi. Tahun 2017 juga saya kembali kerja, setelah lebih kurang setahun saya nganggur, pasca berakhirnya Slasher dan 133 CGNDWH, yang bisa dibilang tempat saya belajar banyak hal menyenangkan, dan juga memberi saya pemahaman lebih tentang dunia kreatif.

Tahun ini, saya dihadapkan pada pekerjaan yang kurang lebih sama ketika saya bekerja di Slasher dan 133 CGNDWH. Saya kembali menjadi content writer, setelah sebelumnya sempat bekerja di sebuah perusahaan percetakan, yang jujur tidak menyenangkan untuk saya.

Ini ajaib sih. Sekitar bulan Juli 2017, dia yang selama ini jadi pasangan saya, setelah mengalami fase putus nyambung dalam hubungan, akhirnya kembali lagi tahun 2017 ini. Kita ketemu dan memutuskan untuk menikah tahun 2017 ini. Satu hal yang menggembirakan sekaligus bikin saya bingung, karena saya tidak punya uang untuk bekal menikah. Keadaan ini mengharuskan saya mencari pekerjaan untuk bekal menikah nanti. Ajaibnya, Allah merestui dan saya dihadapkan pada banyak tawaran pekerjaan. Setidaknya ada lima perusahaan yang menawari saya bekerja. Padahal sebelumnya tidak ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Hal ini mengingatkan saya pada sebuah obrolan dengan seorang kawan, jika sudah waktunya semua hal bisa saya dapatkan, selama saya pantas dengan “hadiah” itu. Dan itu terjawab di 2017 ini, ketika saya memantaskan diri untuk menjemput “hadiah” itu.

September 2017, setelah saya berhenti dari perusahaan percetakan, saya kerja di Atap Promotions. Sebuah perusahaan Event Organizer yang mempunyai divisi digital, atau dalam hal ini dikerucutkan lagi pada sebuah website, yang berisi tentang segala bentuk movement scene musik dan youth culture di Indonesia bernama DCDC (djarumcoklat.com). Satu hal dari banyak keajaiban yang terjadi di 2017 ini. Ga lama setelah saya hampir menyerah dengan pekerjaan di percetakan tadi, temen saya Jaka sms nawarin kerjaan di Atap ini. Dia ingat kalo saya suka nulis, dan kebetulan ada posisi kosong sebagai penulis di Atap. Tanpa pikir panjang langsung saya iyakan. Urang berhutang soal ieu ka maneh jack. Nuhun. 

Saya menulis untuk mengisi konten kreatif di website tersebut. Ini bukan hal yang baru buat saya, karena di  Slasher dan 133 CGNDWH juga saya melakukan hal yang sama, namun bedanya Atap Promotions hadir dengan skala yang lebih besar, dan tentunya dengan porsi kerja yang juga lebih besar. Jika di Slasher dan 133 CGNDWH saya hanya menulis satu atau dua artikel saja setiap harinya, di Atap Promotions mengharuskan saya menulis lebih dari empat artikel, bahkan diakhir tahun 2017 ini saya menulis 10 artikel per-hari. (oh iya, artikel yang saya tulis di DCDC saya tulis ulang di blog saya satu lagi. Berhubung blog di blog ini kebanyakan nulis curhatnya daripada nulis artikelnya. Silakan klik disini)

Banyak pengalaman yang saya dapat di Atap Promotions ini. Selain menulis artikel, saya juga meliput, mewawancara, bahkan menjadi crew dalam sebuah gelaran, yang dibuat Atap Promotions bersama DCDC. Dari mulai acara-acara yang digelar di Bandung, sampai luar kota, dan juga di televisi, sebagai bagian dari konten kreatif yang Atap Promotions dan DCDC buat.
Ketika menulis di lapangan
Contoh artikel yang saya tulis di DCDC
Hal besar lainnya, yang juga menjadi penutup tahun 2017 ini, akhirnya saya menikah. Ini keputusan paling besar yang pernah saya buat seumur hidup saya. Kenal dia selama tiga tahun lebih, dengan semua fase naik turun dalam hubungan, akhirnya memang saya ataupun dia tidak bisa lepas satu sama lainnya. Kami dipertemukan kembali, lalu kami lamaran, dan akhirnya memutuskan menikah.
Lamaran
Selama empat bulan persiapan pernikahan kami, banyak dinamika terjadi, dari mulai perang ego, hal-hal yang tidak sesuai rencana, adu argumen, dan banyak hal yang membuat kami hampir menyerah dan kalah. Namun agaknya kami sudah terlalu keras kepala untuk tidak mau kalah dengan keadaan. Pernikahan itu akhirnya berjalan lancar di tanggal 2 Desember 2017. Dari sekian banyak “keajaiban” yang Allah kasih kepada saya, satu hal yang membuat saya sangat bersyukur adalah dengan banyaknya orang yang membantu, dari mulai keluarga sampai teman-teman dekat saya, yang dengan segala kebaikannya mau membantu kelancaran pernikahan kami.
The wedding ala-ala
Sungkeman
Terima kasih untuk Ibu saya, si manusia terbaik di dunia itu bahkan sampai di ujung gerbang tanggung jawabnya membesarkan saya, masih saya repotkan dengan segala tetek bengek urusan pernikahan. Agaknya benar ungkapan yang berbunyi “jika seluruh dunia atau semesta raya bisa dimiliki, itu bahkan tidak akan pernah cukup buat bayar kebaikan seorang ibu”. Selama air mata itu tidak turun untuk orang yang salah, maka biarkan saja itu mengalir, sebagai bentuk penghormatan untuk orang yang hanya satu level saja dibawah Tuhan. I love u more than anything i love.
Artwork untuk souvenir pernikahan
Terima kasih untuk mantan “bos” saya Pupuh dan Mba Trie, yang banyak bantu di pernikahan saya. Ferry, yang membuat desain undangan dan souvenir pernikahan saya, bahkan memotong dan melipat sampai undangan itu jadi. Dan satu lagi, surprisingly kado pernikahan dia buat saya adalah hal terbaik yang saya dapatkan. Eko Jamet, yang berbaik hati bantu fotoin, dari mulai prewed sampai nikahan. Eko Krest dan Jaka, yang bantu urusan soal soundsystem. Edi, Ozie, Haddy Ndaei, yang nerima curhatan ga jelas perihal drama hubungan itu (-_-), dan dukung saya dan si pacar (sekarang udah jadi istri) dalam hubungan kami yang naik turun itu. Mami Resi, kedua adik saya Egi dan Arief. Febry yang bikin artwork buat souvenir, Ebbie dan Nisha, Pak Ardi, Bu Ria, dan banyak lagi teman-teman terbaik yang hadir di hidup saya. You’re true friend, indeed.



Tahun 2017 bisa dibilang tahun terbaik saya di sepuluh tahun terakhir ini. semoga di tahun 2018 saya bisa lebih memantaskan diri untuk dapat “hadiah” dariNya lagi. Terima kasih.

Taman Kopo Katapang, 3 Desember 2018

Big love and Graciaz brigh

Wenky

Tambahan, dibuang sayang. Libur akhir tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar