Jumat, 28 Desember 2018

LIMA VIDEO MUSIK PALING BAGUS TAHUN 2018

Banyak musisi/band  yang ‘menerjemahkan’ lagunya lewat tampilan visual berbentuk video musik. Kenikmatan visual yang disampaikan lewat olahan gambar bergerak tersebut tidak jarang malah memberi interpretasi lain dari sebuah lagu. Ada yang memang dengan telanjang memvisualkan lirik dalam lagu tersebut, namun ada juga yang memberikan sudut pandang lain, tanpa menghilangkan esensi dan estetika lagu itu. Sepanjang tahun 2018 ini banyak musisi dan band tanah air yang merilis video musik menarik, dimana perannya tidak hanya sebagai bentuk promosi saja, tapi juga jadi  satu paket menarik ketika itu dihubungkan dengan cita rasa seni yang berhasil disuguhkan sang sutradara, dengan segala estetika karyanya.

Seringai – “Adrenalin Merusuh”


Lebih kurang enam tahun pasca dirilisnya album Taring, Seringai kembali lagi dengan album barunya, Seperti Api. Sempat absen merilis video musik di album Taring, Seringai tidak ingin mengulangi ‘kesalahannya’ tersebut di album Seperti Api. Dan hal ini terbukti dengan video musik dari single kedua mereka “Adrenalin Merusuh”. Dalam video musik yang digarap oleh sang drummer, Edy Khemod, Seringai melibatkan aktor laga Indonesia, Iko Uwais, yang menjadi model dalam video musiknya. Tidak ingin setengah-setengah dalam penggarapannya, Iko Tampil total selayaknya saat dia bermain di film-film laga yang membesarkan namanya. Sedikit akting para personil Seringai di akhir video juga menambah daya tarik video musik ini, dimana satu persatu personil Seringai dihajar oleh Iko tanpa ampun. Video musik ini menghadirkan suguhan yang lucu meskipun dibumbui adegan laga, dan kombinasi seperti itu jadi hiburan tersendiri tidak hanya bagi Serigala Militia, tapi juga bagi publik luas yang mungkin rindu dengan suguhan video musik yang menghibur ala film action comedy.

Kunto Aji – “Topik Semalam”


Fluxcup memakan ‘korban’ lagi! Kali ini giliran Kunto Aji yang dipaksa diikat dan diputar (dalam artian sebenarnya) sepanjang durasi lagu berjalan. Hadirnya sosok Rendha Rais sebagai model dalam video klip ini juga menambah daya tarik tersendiri, dan jangan lupa Dr. Juni Julius Agustinus, yang tampil menjelang akhir durasi video klip, memaksa kita membuang waktu hampir dua menit, hanya untuk menyaksikan dia mengucapkan “Gunakanlah produk-produk dalam negeri, ya ya ya ya”. Cara Fluxcup menerjemahkan lirik lagu yang dibuat Aji menarik, apalagi ditambah adegan Rendha yang terbang ke langit, kemudian menghujam Aji dengan gayung, alat pel lantai, wajan, dan barang-barang yang biasa ditemui dengan mudah di dalam rumah. Sampai akhirnya Fluxcup melakukan plot twist, dengan kehadiran Dr. Juni Julius Agustinus dari PT Sarilobang Jaya Group, yang ‘menangkap’ momen ‘pelemparan’ tadi sebagai sebuah iklan, sekaligus ajakan untuk memakai produk dalam negeri. Sosok si Dr ini menyebalkan sekaligus menghibur (terlihat dari namanya Juni Julius Agustinus, yang mungkin lahir bulan September). Aksen dan mimik yang komikal dari si Dr berhasil membuang hampir dua menit durasi video ini, dan mempersilakan si Dr terus mengulang ajakan untuk mencintai produk dalam negeri tersebut.

Tulus – “Langit Abu-Abu”


Dalam video musik berjudul “Langit Abu-Abu”, Tulus menghadirkan atmosfir ruangan dalam lagunya, dimana dia tampil bernyanyi tanpa iringan musik, dan hanya bermodalkan suara gema dan kekosongan ruang yang menjadi instrumen “musik” itu sendiri. Tidak adanya bunyi instrumen musik dalam video ini menepis kemungkinan yang bisa mengalihkan perhatian, andai itu ditimpali bunyi piano atau gitar misalnya. Ketidakadaan bunyi instrumen musik ini jadi sejalan dengan suara hati yang dinyanyikan oleh Tulus. Dengan konsep video musik seperti ini, ungkapan yang berbunyi “Musik adalah perasaan yang bisa didengarkan”, menjadi terasa relevan, terlebih ketika itu disajikan secara gamblang oleh Tulus dalam klip ini, dan beruntung Tulus mau berbaik hati menyuarakan isi hatinya lewat klip ini, dengan segala konsepnya, yang membuat kita tersadar jika suara hati jauh lebih terdengar ketika disajikan "telanjang", tanpa olah tata suara instrumen lainnya, lewat replika digital layar datar dan bermacam manipulasi suaranya.

Burgerkill – “Superficial”


Perjalanan Burgerkill ke Praha dan beberapa kota di Eropa pada awal Maret lalu membuahkan video klip berjudul “Superficial”, yang dirilis pada tanggal 8 Agustus 2018. Video klip yang melibatkan Yuda Ardianto sebagai sutradara, serta Anggra Bagja dan Gogeng sebagai cameraman ini diproduseri oleh gitaris Burgerkill, Eben dan DCDC, dengan mengambil beberapa tempat sebagai lokasi syuting video klip ini, seperti di Area 51, Sedlec Ossuary, Kutná Hora, juga beberapa tempat menarik di kota Praha dan Eindhoven. Dalam video klip ini, satu hal yang terbilang unik dan menjadi catatan menarik adalah ketika Yuda, sang sutradara mengambil teknik pengambilan gambar 12fps. Hal itu jadi satu hal di luar kebiasaan pembuatan sebuah video musik, yang biasanya diambil dengan teknik pengambilan gambar 24fps. Teknik ini dipilih untuk menyajikan gerakan yang lebih dinamis dan intens, dengan detil-detil tiap personil yang tertangkap dengan baik. Segala macam hal teknis tersebut dilengkapi pula dengan benang merah yang membungkus cerita menarik, lewat sosok misterius dalam video musik ini. Selain itu, dalam video musik ini juga Burgerkill harus berjuang melawan rasa dingin di Sedlec Ossuary, dengan suhu minus 4 derajat celcius. Sedlec Ossuary, yang merupakan sebuah tempat yang banyak memakai tengkorak asli sebagai ornamen bangunannya ini, punya suhu lebih dingin di banding dengan tempat di luar itu, karena letaknya yang terdapat di bawah tanah.

Danilla Riyadi – “Dari Sebuah Mimpi Buruk”


Musik dan tarian adalah satu paket komplit yang biasa digambarkan kala seseorang merespon nada dan ritmis, hingga itu berujung pada satu kesimpulan, jika dalam setiap tarian ada musik yang menjadi latarnya. Hal tersebut diadaptasi Danilla, dimana menurutnya mimpi merupakan hal yang dia suka, karena mimpi itu datang secara bebas. Sudut pandang Danilla dalam memaknai mimpi tersebut kemudian diterjemahkan dengan kebebasannya lewat tarian. Dia juga menambahkan jika di video itu, dia seperti sedang bermimpi, lalu terbuai dan berekspresi secara bebas. Kombinasi menarik antara musik dan tarian yang ditampilkan Danilla, menjadi sajian yang tidak hanya menarik secara visual, tapi juga nyaman didengarkan karena warna suara Danilla dan musik yang melatarbelakanginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar