Masuk akhir tahun, itu artinya waktunya buat nulis recap selama setahun ini ngapain aja. Tahun 2023 bisa dibilang jadi tahun terberat selama 10 tahun terakhir yang saya rasakan. Tapi meskipun tahun terberat bukan berarti tidak ada hal baik dan menyenangkan yang terjadi pada tahun ini. Namanya hidup pasti akan selalu berhubungan dengan dinamika yang naik turun, cuma mungkin tahun ini terasa sedikit lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya (indikasinya, tahun ini saya banyak menjual kaos band favorit demi kebutuhan sehari-hari 🤣). Terlebih ketika saya memutuskan untuk resign dari kantor saya sebelumnya.
Februari 2023 saya memutuskan untuk resign dari kantor setelah kurang lebih 6 tahun kerja disana. Ada beberapa hal yang waktu itu dianggap krusial hingga saya memilih untuk mengajukan resign dari kantor. Keluar kantor saya kemudian menghabiskan banyak waktu di rumah dengan berjualan donat bareng istri. Untuk beberapa waktu berjualan donat ini menyenangkan dan jadi sesuatu yang baru untuk saya. Apalagi di beberapa bulan setelah saya resign penjualan donat terbilang bagus, hingga bisa dibilang mampu menopang kebutuhan sehari-hari. Namun setelah makin lama dijalani ternyata saya kurang bisa menikmati proses berjualan dan menganggap jika dunia donat adalah dunia istri saya. Saya merasa kalau dunia saya masih sekitaran musik dan tulis menulis. Singkatnya, karena menjalani bisnis berjualan donat dengan setengah hati, satu demi satu masalah datang dan berjualan menjadi tidak konsisten.
Ditengah kebimbangan akan arah kerjaan yang harus saya jalani, kemudian kabar baik datang dari pihak Pure Saturday yang memberi lampu hijau untuk buku saya, Gala & Elora, hingga kemudian penerbit mulai membuat timeline pengerjaan buku dan promosi yang dimulai pada bulan Mei 2023.
Bisnis donat makin tidak konsisten karena saya kemudian disibukan dengan buku Gala & Elora yang kejar target, karena rencana awalnya ingin digabungkan dengan perilisan single baru Pure Saturday. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya perilisan buku Gala & Elora tidak bisa berbarengan dengan perilisan single baru Pure Saturday, hingga kemudian diputuskan untuk membuat Pre Order buku Gala & Elora pada akhir bulan Mei 2023.
Satu bulan membuka Pre Order buku Gala & Elora dari Mei hingga Juni 2023 hasilnya ternyata tidak terlalu menggembirakan bagi penerbit, karena jumlah pemesan berjumlah kurang dari 100 orang. Entah karena promonya yang kurang menarik, target pasar yang salah, atau memang bukunya sendiri yang tidak menarik. Jujur saya terlalu naif untuk urusan seperti ini, karena menganggap jika untuk urusan promosi dan ‘jualan’ bukan urusan saya, tapi urusan penerbit. Jadi saya pikir tugas saya hanya menulis sebaik mungkin dan menyerahkan semuanya pada pihak-pihak yang memang berkompeten dalam hal pemasaran. Nyatanya penerbit angkat tangan dan menyerahkan semua cara promosi dan penjualan ke saya.
Diberi ‘beban’ harus berjualan
buku yang saya tulis tentu membingungkan untuk saya, sampai akhirnya sekitar
awal bulan Juli 2023, seorang kenalan dari Kedai Jante berbaik hati menyediakan
tempat untuk menggelar bedah buku Gala & Elora, hingga dari sana kemudian
acara bedah buku ini rutin digelar setiap bulan (bahkan satu bulan bisa sampai
2-3 kali digelar) di banyak tempat di Bandung (dan Bandung coret hihihi). Bisa
dibilang keliling bedah buku Gala & Elora dari bulan Juli sampai Oktober
lalu menjadi masa terbaik selama 2023 ini. Saya dikelilingi orang-orang baik
yang mau mendukung saya, dari mulai dukungan moril sampai materil. Ada banyak
kedai/kafe, brand-brand clothing (juga beberapa brand footwear), media, hingga
beberapa teman dekat yang mau direpotkan untuk membantu terselenggaranya acara
bedah buku ini. Rasanya tidak pernah cukup saya menghaturkan terima kasih untuk
kebaikan teman-teman semua.
Alhamdulillah lamaran saya
diterima, sampai kemudian kebimbangan soal pekerjaan kembali muncul, karena
meski sama-sama dalam konteks menulis, pekerjaan saya di kantor itu terbilang
kolam yang berbeda dengan apa yang saya kerjakan di kantor sebelumnya. Disana
saya menjadi seorang ghostwriter untuk seorang politisi. Kurang lebih 3 bulan
saya bekerja disana (sampai tulisan ini dimuat di blog) saya masih gagap dengan
apa yang saya kerjakan. Jika sebelumnya saya mampu menulis 5 (bahkan sampai 8)
artikel setiap harinya, disini bahkan untuk satu kalimat atau satu paragraf pun
saya benar-benar gagap dan sering kebingungan harus menulis apa. Padahal atasan,
rekan kerja dan lingkungan kantor semuanya supportif dan menyenangkan. Tidak ada
masalah sama sekali dengan kantornya, dan murni masalahnya di saya sendiri. Makin
bertambah sulit mengingat umur saya yang tidak bisa dibilang muda lagi
(meskipun tidak bisa dibilang tua juga wkwkwk). Jadi soal pekerjaan sudah tidak
bisa coba-coba lagi. Take it or leave it dengan semua resiko/konsekuensinya. Apalagi
anak sudah dua dan mulai banyak kebutuhan (baca: jajan).
Sampai tulisan ini dimuat di blog, saya masih dilanda (cie dilanda) kebingungan akan arah kerjaan saya kedepannya. Pernah bermimpi menjadi musisi dan gagal, lalu memutuskan memilih jadi jurnalis musik dan kembali gagal, sampai saya ada di titik ini dan kebingungan saya mau ngapain dengan hidup yang saya jalani. Sebenarnya karena tahun ini saya menulis novel, ketertarikan membuat cerita fiksi jadi satu hal yang saya sukai selain menulis fitur soal musik. Saya jadi mulai ngulik soal penulisan naskah film, dengan harapan siapa tahu suatu hari saya bisa dilibatkan dalam sebuah proyek film. Harapannya sih arah kerjaan kesana meski tidak ada jaminan sukses juga. Tapi...kalau itu masih belum bisa terealisasikan ya pada akhirnya saya harus mengerjakan apa yang ada di depan mata, karena kebutuhan anak nyatanya tidak bisa dibeli dengan mimpi saya wkwkwk. Ya semoga saja lah tahun 2024 nanti keadaan jauh lebih baik dari tahun ini.
Dibuang sayang, foto-foto pilihan 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar