Minggu, 01 Desember 2024

HIGHLIGHT BULAN NOVEMBER 2024

Sudah masuk Desember lagi. Itu artinya, tahun 2024 sudah mau berakhir, dan bulan depan masuk bulan Januari. Bicara soal Januari berarti bicara soal refleksi, karena setiap bulan tersebut umur bertambah (sekaligus jatah hidup yang terus berkurang). Tahun depan udah umur 37 tahun, 3 tahun menuju kepala empat. Menyeramkan, hahaha.

Tapi sebelum beranjak pada kebimbangan menghadapi usia kepala empat, menuliskan kegiatan selama sebulan ke belakang bisa jadi hiburan tersendiri buat saya, karena disana saya bisa melihat sudah sejauh mana saya berjalan. Tentu setelah berkeluarga, saya tidak pernah lagi berjalan sendirian. Ada istri dan anak-anak di setiap derap langkah yang saya pijakan, sebagai pengingat, kalau saya tidak boleh berjalan sembarangan ke arah yang berlawanan dengan yang disepakati keluarga, serta tidak boleh oleng berjalan dengan keputusan-keputusan yang salah.

Awal November menjadi penanda jika istri saya memasuki usia 31 tahun. Tidak terasa sudah sepuluh tahun berlalu sejak pertama kalinya saya merayakan ulang tahun dia. 

Masih ngomongin keluarga, bulan November ini cukup seru karena dilewatkan dengan cukup banyak kegiatan di luar rumah, dari mulai makan bareng di luar, berenang, bermain di sungai, bermain di playground, juga yang terakhir menghabiskan akhir bulan di rumah wawa. Semuanya menyenangkan dan tentunya Ammar & Nadja happy bisa menghabiskan akhir pekan bareng papa nya setelah lima hari bergelut dengan kemacetan Banjaran – Ganesha.


Bicara tentang Ganesha, berarti bicara tentang kerjaan yang saya geluti dari hari Senin – Jumat (kadang Sabtu Minggu juga jika ada lembur). Memulai pekerjaan di tempat baru sejak bulan Januari lalu, sampai sekarang menjelang akhir tahun, itu artinya sudah hampir satu tahun saya kerja di ITB Press. Bulan November lalu, catatan pekerjaan disini bertambah makin seru ketika saya dipercaya menggarap GNSHRT Campus Zine. Mungkin dasarnya memang harus dapat uang dari menulis, jadi sejauh apapun saya mencoba meninggalkan ‘dunia’ ini, semesta literasi -cieee- selalu saja menarik saya kembali untuk bergumul dengannya. Versi online-nya bisa dibaca disini.

Lanjut pada pertengahan bulan November, tepatnya tanggal 15 November 2024, kantor cukup ramai dengan kehadiran adik-adik dari SMP Taruna Bakti. Acara yang mengetengahkan kreasi seni ala Pablo Picasso ini mendapat respon positif dari para siswa/i Taruna Bakti. Pablo Picaso sendiri merupakan seorang seniman revolusioner abad ke-20 yang dikenal karena keberanian dan kebebasannya dalam bereksperimen dengan berbagai media seni.

Dengan semangat yang sama, workshop ini mengajak para peserta untuk membuat karya seni unik dengan menggunakan pot tanah liat sebagai media utama. Tidak hanya itu, peserta juga diajak untuk memadukan berbagai elemen seperti cat, potongan koran bekas, dan alat lukis lainnya, hingga menghasilkan karya yang mencerminkan perspektif pribadi masing-masing. Konsep ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi para siswa untuk mengungkapkan ide kreatifnya tanpa batas, sesuai dengan prinsip seni modern yang merayakan individualitas dan kebebasan berekspresi. Liputan lengkapnya bisa baca disini.

Beranjak pada tanggal 23 November 2024, ITB Student Orchestra menggelar ISO Annual Concert ke 14 yang digelar di Aula Barat ITB. Acara ini menampilkan tema lagu-lagu dari anime yang membangkitkan nostalgia lintas generasi. Dengan tata visual yang memukau, narasi mendalam, dan harmoni musik yang menarik, konser ini menjadi salah satu perayaan seni terbesar di ITB tahun ini. Liputan lengkapnya bisa baca disini.


Dalam rangka meng-aktivasi ruang yang ada di ITB Press Store, saya ditugaskan untuk membuat acara di toko. Hal tersebut kemudian disambut baik oleh teman saya, Edi, kala dia bersama dengan klinik rehabilitasi cedera yang dia kelola menginisiasi sebuah acara untuk digelar di ITB Press Store. Untuk acara ini saya dipercaya sebagai moderator. Pengalaman ini cukup menyenangkan karena ini kali pertama saya menjadi seorang moderator. Awalnya tentu tidak percaya diri, tapi kemudian hal itu saya lawan atas nama menambah kemampuan public speaking, setelah sebelumnya saya memberanikan diri jadi penyiar, host, dan sekarang moderator. Mengasah kemampuan public speaking ini menjadi penting untuk dipelajari, karena diakui atau tidak, orang-orang yang berhasil ‘menguasai dunia’ adalah orang-orang yang pintar bersilat lidah, hahaha. Gak sejauh sampai menguasai dunia sih, ya minimal menguasai Banjaran lah hahaha. Simak liputannya disini. 

Yang terakhir yang bisa menjadi highlight kayaknya soal podcast ITB Press Show yang memang digelar rutin setiap bulannya. Podcast ini selalu menyenangkan, karena selalu mendatangkan orang-orang yang punya segudang ilmu dan cerita menarik untuk dibagikan. Silakan berkunjung ke kanal Youtube ITB Press TV untuk menyaksikan obrolan bersama para narasumber seru di ITB Press Show.


Terima kasih bulan November, semoga akan selalu ada cerita menarik setiap bulannya. Big Love!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar