Sabtu, 04 Oktober 2025

HIGHLIGHT BULAN SEPTEMBER 2025

Jumpa lagi dengan saya si penulis males. Males kalau nulis gak dibayar lebih tepatnya hahaha. Tapi, lagi lagi karena menyadari betul jika bukan orang kaya yang akan mewariskan harta yang banyak untuk anak-anaknya, maka yang bisa saya lakukan adalah menulis cerita kehidupan sehari-hari di blog ini, agar kelak anak-anak saya membacanya. Dengan membaca ini mereka akan tahu seperti isi pikiran papa-nya, apa yang papa-nya lakukan, serta betapa papa-nya begitu mencintai mereka. Karena itulah, setiap bulannya saya menulis rangkuman cerita di blog ini. Bukan buat siapa-siapa, selain anak-anak saya. Tapi jika kebetulan anda nyasar ke blog ini, silakan dibaca jika berkenan. 

Bulan September ini rasanya yang ingin saya garis bawahi adalah tentang dinamika naik turun yang selalu hadir setiap bulannya. Rasanya dalam hidup ini saya tidak bisa lepas dari dinamika yang datang silih berganti. Ada kalanya kita merasa berada di atas, penuh semangat, dengan banyak hal yang seru terjadi. Namun ada pula masa ketika segalanya berjalan biasa saja, bahkan cenderung datar. Rasanya seperti naik turun gelombang, selalu ada ritme yang tidak bisa kita tolak. Agustus kemarin, misalnya, terasa begitu hidup dan penuh kejutan. Tetapi memasuki September, iramanya melambat, lebih tenang, seakan dunia meminta saya untuk sedikit beristirahat.

Meski begitu, September tetap menyimpan momen-momen yang berarti. Satu hal yang paling berkesan adalah ulang tahun Mama pada 15 September lalu. Si manusia terbaik di dunia itu semakin menua, semakin pilih-pilih makanan agar kondisinya tetap bugar, dan tentunya semakin rajin ibadah, karena dia sudah selesai dengan dunianya. Cita-citanya menjadi guru sudah dia tunaikan selama puluhan tahun, hingga kemudian dia pensiun dan tidak ada lagi yang dipikirkannya selain mengumpulkan bekal untuk 'pulang'. Menyeramkan jika menulis soal 'pulang', dan rasanya kapanpun hari itu tiba, saya tidak pernah siap untuk itu. Baik ketika saya yang mendapat giliran atau pun orang-orang terkasih yang duluan. Tapi lepas dari itu, semoga selama kami masih sama-sama bisa saling bergandengan, kami bisa selalu menguatkan satu sama lain.     

Nadja main air di kolam enin

Selasa, 23 September 2025

CIFEST 2025 DI KAMPUS ITB CIREBON

Jumat, 19 September 2025, Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menggelar Cirebon Festival (Cifest) 2025 di ITB Kampus Cirebon. Festival tahunan yang sudah berlangsung sejak 2023 ini menjadi salah satu momen penting dalam kalender akademik ITB, khususnya bagi mahasiswa tingkat dua yang baru saja menyelesaikan Tahap Persiapan Bersama (TPB) di Jatinangor dan melanjutkan studi mereka di Kampus Cirebon. Tahun ini, Cifest kembali hadir dengan rangkaian kegiatan yang padat, meriah, dan sarat makna kebersamaan.

Kegiatan dimulai sejak pagi dengan prosesi penanaman pohon beringin di area kampus. Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., memimpin langsung penanaman, didampingi jajaran pimpinan ITB. Penanaman ini bukan sekadar acara simbolis, melainkan juga pengingat sejarah panjang berdirinya ITB. Pada 4 Juli 1919, empat pohon beringin ditanam di Ganesha oleh empat orang gadis sebagai tanda dimulainya pembangunan Technische Hoogeschool te Bandoeng, cikal bakal Institut Teknologi Bandung. Tradisi ini kini dihidupkan kembali di Kampus Cirebon sebagai simbol keberlanjutan dan harapan baru.

Selepas rapat dan salat Jumat, acara Cifest 2025 resmi dibuka di Gedung Multifungsi B, ITB Kampus Cirebon . Dalam kesempatan ini, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menyampaikan pidato yang memberikan warna tersendiri dalam pembukaan Cifest. Ia tidak hanya menekankan pentingnya Cifest sebagai ajang penguatan identitas mahasiswa ITB di Kampus Cirebon, tetapi juga mengajak hadirin untuk melihat perjalanan mahasiswa ITB dari masa ke masa. Dalam pidatonya, beliau menggambarkan bagaimana mahasiswa ITB di era Ir. Soekarno dikenal sebagai pionir perjuangan dan kebangsaan, sementara pada era B.J. Habibie mahasiswa ITB menjadi simbol kejayaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengangkat nama Indonesia di kancah internasional. Kini, mahasiswa ITB hari ini, termasuk yang berada di Kampus Cirebon, menghadapi tantangan baru di era digital, kolaborasi global, dan keberlanjutan, namun tetap membawa semangat yang sama: menjadi agen perubahan bagi bangsa.

Jumat, 05 September 2025

HIGHLIGHT BULAN AGUSTUS 2025

Sejauh ini (sampai bulan ke 8 tahun 2025) sepertinya bulan Agustus jadi bulan yang paling seru. Ada banyak kegiatan seru, baik itu soal kerjaan di kantor atau pun proyek di luar kantor. Membuka bulan Agustus ini dengan acara bedah buku “Dapur Rock N Roll” karya Leon ‘Koil’. Buku ini cukup spesial buat saya, karena dalam proses pembuatannya saya terlibat sebagai editor pengembang, dan sedari awal penulisan cukup banyak menghadapi dinamika naik turun, dari mulai pencarian penerbit, sampai menentukan kerangka karangan yang beberapa kali dirombak, hingga kemudian akhirnya rilis ke permukaan.

Selanjutnya, tanggal 2 Agustus, saya diundang untuk liputan launching buku “Angklung: Dari Tradisi ke Industri” Karya Pak Buky Wibawa. Sama seperti halnya buku “Dapur Rock N Roll”, di buku ini juga saya terlibat sebagai editor pengembang. Perilisan buku ini menarik karena dikemas dalam bentuk pertunjukan angklung yang melibatkan Saung Angklung Udjo.

Minggu, 24 Agustus 2025

SEMINAR RILIS ALBUM "JASON RANTI = I DON’T KNOW AND I DONGKER"

Pada Jumat malam, 22 Agustus 2025, VOC Inlander Koffiehuis, Blok C – The Park Jabar, Jalan Pahlawan No. 70, menjadi saksi kolaborasi lintas medium antara musisi Jason Ranti dan Dongker. Mereka baru saja merilis album bertajuk “Jason Ranti = I Don’t Know and I Dongker” dengan sembilan lagu di dalamnya.

Hadir sebagai pembuka ada Ucup Prince yang tampil membawakan sejumlah lagu dengan pilihan diksi yang menggelitik dan easy listening, hingga memancing penonton untuk ikut bernyanyi. Selepas itu, pengunjung kemudian diajak masuk ke ruang refleksi melalui sesi bincang karya. Hadir Tisna Sanjaya, Bambang Sugiharto, dan Pidi Baiq sebagai pembicara, dengan Alga Indria memandu jalannya diskusi sekaligus menjadi moderator dan MC. Diskusi berlangsung cair, penuh humor sekaligus sarat makna. Salah satu pertanyaan yang mengemuka adalah: “Apakah karya mereka ini bermanfaat untuk kehidupan?”