Rabu, 28 Agustus 2013

SIMPLE LIFE SIMPLE PROBLEM

Simple terdiri dari huruf s i m p l e, atau dalam bahasa Indonesia berarti sederhana, yang terdiri dari huruf s e d r h n a. Menuliskannya begitu mudah, bahkan oleh anak yang baru belajar menulis sekalipun. Namun ketika melakukannya, jadi hal yang tidak se-simple yang ditulis. Kenapa? karena mungkin merasa diri terlalu pintar untuk bisa berpikir simple, merasa diri terlalu hebat untuk bisa bersikap sederhana. Yang padahal kata simple ini adalah jawaban jika kita ingin pintar dan keren ketika mampu menjalaninya.

Terlalu banyak sangkalan dan sanggahan dari sejak suatu kalimat itu terucap, untuk kemudian dibantah dengan kalimat lainnya. Seperti “kenapa kamu block twitter aku? Kamu ngajak musuhan? Kamu ga mau kenal sama aku lagi? Kenapa hidup ini tidak adil, dengan tak satu orangpun yang peduli dengan aku, sampai kamu pun sudah tidak mau lagi kenal sama aku. Kenapa tuhan begitu jahat dengan dibiarkannya aku kesepian di timeline begini?!”. Ebuseet, dari twitter bisa sampai pada titik pemahaman kalo Tuhan itu jahat. Padahal simple sih, twit lo aja ganggu, makanya orang block.

Tapi mungkin dalam konteks dunia baru gede, dari sudut pandang si penggemar Bieber ini, mungkin hal sepele seperti itu, sudah tidak jadi hal yang simple lagi ya. Tapi lebih kepada ideologinya yang terpatahkan oleh temannya yang enggan membaca twit dia, tentang betapa semua orang harus tau ketika dia mengeluh “aduuh sakit kepala nich. Kenapa sich, papa ga beliin aku kamera SLR yang 5 juta ituch,. Sebel dech. Huft”.

Tapi tapi ini hanya kiasan, juga juga suatu pembenaran, kalau kata band Efek rumah kaca sih. Untuk hal sederhana seperti "kayaknya kita udah ga bisa bareng lagi deh. Kamu terlalu baik, aku jadi canggung untuk bisa dugem bareng kamu. Kita putus ya". Maka berkumandanglah berbagai lagu patah hati setelah itu (eh tapi ini aneh juga kalo ada yang putus gara-gara beginian., hahaha)

But anyway, simple padahal. Lepas dari semua analogi suka-suka tadi. Jika seseorang itu udah nyerah pada satu hubungan, yang padahal menurut lo itu sepele, ya berati dia bukan buat lo, dan dia bukan orang yang tepat. Dengan hal kecil aja dia udah nyerah pada suatu hubungan, apalagi ntar kalo misalnya jadi sampe nikah, punya anak, butuh biaya buat sekolah anak, bayar rekening listrik, bayar uang iuran keamanan, iuran sampah, dan segala macam yang… apa mungkin dia bisa tahan jika dihadapkan pada satu kenyataan lo adalah kaum pekerja dengan gaji pas-pasan?

Kalo seseorang itu nyerah dan minta udahan, lepasin dia. Biar dia cari yang dia pengen. Dan lo? Lo ga usah takut ga dapet gantinya. Masa sih lo kalah sama ban motor yang kemana-mana selalu berdua. Kehidupan yang berpasang-pasangan adalah suatu kepastian yang ga mungkin dibantah oleh siapa/apapun. Pasti. Ga mungkin ngga. Semuanya pasti berpasang-pasangan, termasuk lo. Jika sudah waktunya, semua bisa saja. Pantaskan diri aja dulu biar dapet orang yang pantas. Dan terlebih jika ga pengen ketinggian dengan ekspektasi, ya cari pasangan yang make sense lah. Kalo lo bukan Christiano Ronaldo dengan gaji 5 juta per tiap menitnya, ya lo ga usah muluk ngarepin Agnes Monica lah (kok agnes sih?). Yang make sense aja, yang penting dia ngerti dan nerima lo jadi diri lo sendiri.

Ga segampang dan se-simple itu sih wenk, ujar seorang siapa kepada siapa yang kebetulan adalah saya dalam dialog imajiner dengan John Lennon. Lah balik ke judul berarti. Bener berarti kan, karena lo terlalu ribet dengan perspectif sendiri, akhirnya hal yang sebenernya simple dibantah untuk kemudian dibikin ribet. Tapi balik ke lo sih. Lo mau jadi pribadi yang gimana. Yang jelas “is cool to be simple, but not simple to be cool”. Tapi menurut gue, hidup adalah tentang kita yang harus bisa belajar ikhlas, bisa survive, dan bisa nerusin hidup ini sampai waktu lo habis. Dan.. kebayang ga kalo waktu lo habis dengan berkutat pada perspectif sendiri oleh masalah yang sebenernya simple, tapi malah dibikin ribet. Dan lo ga sadar setelah lama, lama, lamaaa….. dalam kebuntuan mencari jalan keluar, ternyata waktu lo udah habis. Apa yang lo dapet? Dor dor dor.

Sebab hidup terlalu singkat untuk melewatkan hal kecil seperti sore hari, teh hangat dan nyanyian. Ditambah biskuit kelapa kalo ada. Gue sih sukanya itu. Ga tau kalo lo.

Wenky, seorang yang bukan penulis, tapi suka nulis, dan menulis dengan kata saya sebagai subjek. Penting ga penting, dibaca ga dibaca, tulisan ini pada kenyataannya dibuat karena sedang menunggu teman yang katanya mau ke rumah, tapi ga dateng-dateng. Simple sih, kalau ga suka jangan dibaca. Dan soal teman yang ga dateng-dateng itu, simple sih, tidur aja ga usah ditunggu.

Tuhan memberkati Gus Dur dengan jargon, “gitu aja kok repot” nya yang sakti itu.

Sekian

(tantangan menulis gue elo, tanpa embel-embel halooow)

#nowplaying Frau - Water

Tidak ada komentar:

Posting Komentar